jpnn.com, JAKARTA - Menko Polhukam Mahfud MD menyampaikan duka atas peristiwa teror keji terhadap satu keluarga di Lewonu Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat (27/11).
Menurut Mahfud MD, pemerintah bakal menindak tegas dan memburu pelaku pembunuhan keji tersebut.
BACA JUGA: Presiden Jokowi Bubarkan 10 Lembaga, Berikut Daftarnya
"Pemerintah akan melakukan tindakan tegas dan memburu melalui tim atau satgas operasi tinombala para pelaku kekejian dan kebengisan terhadap satu keluarga yang menyebabkan terbunuhnya empat orang di Sigi," kata Mahfud melalui akun Youtube Kemenko Polhukam, Minggu (29/11).
Pemerintah telah mengatur strategi untuk menangkap pelaku pembunuhan di Sigi.
BACA JUGA: Mahfud MD Luncurkan Buku Indek Demokrasi Indonesia 2019, Kualitas DKI Tertinggi
Termasuk, lanjut Mahfud, tahap-tahap pengepungan di tempat yang dicurigai menjadi persembunyian pelaku.
"Pemerintah juga sudah melakukan langkah-langkah untuk melakukan pengejaran, tadi Tim Tinombala sudah menyampaikan tahap-tahap yang dilakukan untuk mengejar pelaku dan melakukan isolasi dan pengepungan tempat yang dicurigai ada kaitan dengan para pelaku," tegasnya.
BACA JUGA: Kapolda Sulteng Ungkap Fakta Teror Sigi, Mohon Disimak
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu mengatakan, pelaku pembunuhan keji terhadap satu keluarga di Sigi diduga dari kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
Mereka sisa dari kelompok Santoso yang sekarang masih tersisa beberapa orang lagi.
"Operasi Tinombala sedang mengejarnya sekarang," ujar dia.
Mahfud pun mengharapkan, pemuka agama membantu pemerintah untuk menjaga kedamaian di Sulawesi Tengah.
Misalnya tidak mudah terprovokasi atas peristiwa pembunuhan keji di Sigi.
"Diharapkan kepada seluruh pimpinan umat beragama di Sulawesi Tengah terus melakukan silaturahmi untuk tidak terprovokasi oleh isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan)."
"Karena sebenarnya yang terjadi (pembunuhan satu keluarga), bukan di gereja tetapi di sebuah tempat yang selama ini rutin menjadi tempat pelayanan umat. Pelakunya memang MIT," beber dia. (ast/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan