jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengatakan musuh bersama COVID-19 hanya bisa ditangani dengan kebersamaan seluruh elemen masyarakat.
Mahfud MD mengatakan hal itu pada silaturahmi virtual se-Jawa Barat, Minggu (25/7).
BACA JUGA: Mendagri Ingatkan Soal Anggaran Penanganan COVID-19, Daerah Langsung Bergerak
Dia mengingatkan bahwa kekayaan dan jabatan tidak ada gunanya, jika ada yang terpapar COVID-19.
"Pimpinan rumah sakit sendiri ada yang meninggal tiga hari yang lalu, karena di rumah sakitnya sendiri dia tidak kebagian oksigen, tidak kebagian kamar, sehingga ikut antre, jadinya meninggal. Karena itu, kebersamaan menjadi penting (dalam melawan COVID-19)," ujar Mahfud MD.
BACA JUGA: Sumbar Jadi Provinsi dengan Kada Muda Terbanyak di Indonesia, Sebegini Jumlahnya
Mahfud kembali mengajak seluruh elemen bangsa menggalang kebersamaan supaya bisa menghadapi dan melawan pandemi COVID-19.
"COVID-19 musuh bersama, tidak ada partai politiknya, jadi partai politik apa pun ya musuhnya COVID-19."
BACA JUGA: BIN Masuk ke Ponpes, Madrasah dan Datangi Masyarakat dari Pintu ke Pintu
"Oleh sebab itu orang tua orang muda, ulama bukan ulama, profesor bukan profesor, pejabat bukan pejabat, musuhnya COVID-19," katanya.
Menkopolhukam Mahfud juga mengajak seluruh elemen ikut terlibat membangun ketenangan di tengah masyarakat, sehingga masyarakat bisa melewati kondisi pandemi tanpa ketakutan atau kecemasan.
"Mari bangun ketenangan masyarakat, jangan ditakut-takuti, ini ada vaksinnya, ada obat dan caranya untuk menghadapi sehingga kita tenang oleh hal-hal semacam itu," katanya.
Mahfud MD menilai, ketenangan merupakan salah satu upaya mencapai kesembuhan dan juga selamat dari pandemi COVID-19.
"Oleh sebab itu, saya ingin menyampaikan dalil ilmu kedokteran yang disampaikan oleh Ibnu Sina, yang mengatakan kalau kamu ingin sembuh, yang tenang saja, kalau ingin selamat tenang saja, jangan panik," ucapnya.
Menurut Mahfud, ketenangan, sabar, berdoa serta berusaha menjadi upaya terhindar serta mencapai kesembuhan dari penyakit COVID-19.
"Panik itu adalah separuh dari penyakit, tetapi tenang itu adalah separuh dari obat, kalau tenang itu sudah sembuh separuh, tinggal fisiknya sabar, berdoa, dan usaha. Sabar itu tentang tangguh, termasuk dalam mencari obat," pungkas Mahfud MD.(Antara/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Ken Girsang