jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat (PD) Irwan meminta Menko Polhukam Mahfud MD untuk tidak membuat pernyataan yang tak berdasar fakta.
Irwan mengatakan hal ini merespons pernyataan Mahfud MD yang mengatakan pengalihan tanah ke negara asing paling banyak terjadi di era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
BACA JUGA: Mahfud MD Berbicara Blak-blakan soal Korupsi Era Sekarang, Ada Kata Bobrok
Wakil Sekretaris Jenderal PD itu menegaskan kalau Mahfud tidak bisa membedakan antara Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dan Hak Guna Usaha (HGU).
Irwan menjelaskan HPH itu izinnya di kawasan hutan, bukan penguasaan atas tanah. Hanya hak untuk mengusahakan hutan atau memanfaatkan potensi kayu di dalam kawasan hutan.
BACA JUGA: Malam Itu Mbak PT Berada di Hotel
"Makanya, sangat aneh bicara pengalihan tanah saat pemerintahan Bapak SBY kepada asing, tapi bicaranya HPH," kata Irwan dalam keterangan tertulisnya yang diterima jpnn.com, Selasa (8/6).
Irwan kemudian meminta Mahfud MD untuk berhenti menyalahkan pemerintah sebelumnya.
Irwan menyebutkan itu bukan hanya mempermalukan Mahfud sebagai pejabat negara.
"Namun, juga mempermalukan atasannya sendiri yaitu Presiden Jokowi. Kan jadinya seperti pemerintahan ini tidak bisa kerja, tapi bisanya hanya mencari kesalahan pemerintah sebelumnya," katanya.
Sebelumnya, Mahfud menyebutkan pengalihan tanah atau lahan ke negara asing paling banyak terjadi di era Presiden SBY.
Hal tersebut disampaikan Mahfud untuk menanggapi kritik yang diarahkan kepada pemerintah bahwa 70 persen tanah negara disebut dikuasai oleh asing. Artinya, hanya 30 persen tanah yang dikuasai oleh negara.
"Nah, sekarang kita buka data siapa yang ngobral-ngobral tanah itu? Kita ini cuma kebagian limbahnya. Pada zaman Pak Jokowi pemberian HPH atau pemberian tanah pada zaman pemerintahan kami ini itu enggak ada itu," kata Mahfud saat menjadi pembicara dialog dengan Rektor UGM dan pimpinan PTN/PTS seluruh Yogyakarta yang ditayangkan YouTube Universitas Gadjah Mada dikutip Selasa (8/6). (mcr8/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Kenny Kurnia Putra