Mahyeldi Minta Penerbangan di Bandara Minangkabau Dihentikan

Sabtu, 21 Maret 2020 – 20:54 WIB
Wali Kota Padang Mahyeldi (tengah) saat memimpin rapat penanggulangan corona bersana Forkopimda di Padang, Sabtu (21/3). Foto: Antara/Humas Pemkot

jpnn.com, PADANG - Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah meminta Pemerintah Provinsi Sumatera Barat berani menghentikan untuk sementara penerbangan di Bandara Internasional Minangkabau sebagai upaya pencegahan virus corona.

"Atas nama Pemkot Padang saya mendorong Pemprov Sumbar untuk menutup sementara Bandara Internasional Minangkabau (BIM) agar penyebaran COVID-19 bisa ditekan," ujar Mahyeldi di Padang, Sabtu (21/3) usai rapat penanganan virus corona dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Padang.

BACA JUGA: Mahyeldi Ansharullah Hingga Anies Baswedan Dapat Penghargaan Luar Biasa

Menurut dia penghentian sementara penerbangan di bandara yang terletak di Padang Pariaman akan efektif menekan penyebaran corona, seperti yang terjadi di Malaysia.

Selain itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat juga perlu memperketat jalur masuk daerah atau kabupaten/kota yang berada di perbatasan dengan provinsi lain.

BACA JUGA: Demi Anak-Anak Padang, Mahyeldi Siap Rugi Rp 4 M per Tahun

"Saya dengar, daerah-daerah yang perbatasan dengan Sumatera Barat sudah ada yang positif corona seperti Provinsi Kepulauan Riau dan Sumut, oleh sebab itu, daerah perbatasan harus diantisipasi," ujarnya.

Selanjutnya, Pemerintah Kota Padang juga tengah mengupayakan sarana dan prasarana rumah sakit menangani COVID-19 mulai dari mengupayakan membeli Alat Pelindung Diri (APD) bagi dokter dan perawat, alat pendeteksi virus Corona bernama VereCoV Detection Kit, alat pendeteksi suhu tubuh, cairan disinfektan dan hand sanitizer.

BACA JUGA: Anak Muda Lebih Kuat, Tetapi Bisa Membawa Corona ke Rumah

"Di Padang sudah ada empat rumah sakit yang siap menampung pasien COVID-19 yakni Rumah Sakit Unand, Semen Padang Hospital (SPH), RSUP M. Djamil dan RSUD dr. Rasidin. Yang perlu disiapkan seperti APD lebih kurang 1.000 unit. Kemudian alat untuk pendeteksi COVID-19 seharga Rp1,3 miliar dan bahan untuk membuat cairan disinfektan," katanya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Feri Mulyani menyebutkan, pihak sudah meluncurkan alur pelaporan mandiri terkait COVID-19 yang dapat diakses melalui web www.dinkespadang.go.id.

Feri menyebutkan hingga 20 Maret 2020 di Padang terdapat 472 warga Padang berstatus pelaku perjalanan dari daerah terjangkit, selesai dipantau 71 orang, masih dipantai 401 orang dan orang dalam pengawasan 21 orang. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler