jpnn.com, PENAJAM PASER UTARA - Wakil Ketua MPR Mahyudin menyoroti fenomena banyaknya kepala daerah, aparat penegak hukum bahkan ketua lembaga negara, yang ditangkap KPK. Menurutnya, hal tersebut memunculkan krisis kepercayaan rakyat pada pemimpinnya.
"Krisis kepercayaan rakyat kepada pemimpin merupakan salah satu tantangan kebangsaan," ujar Wakil Ketua MPR Mahyudin di hadapan ratusan warga Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, 21 Mei 2018.
BACA JUGA: Muhaimin: Harkitnas Mendorong Indonesia Menjadi Negara Maju
Dipaparkan, pejabat negara pada dasarnya merupakan pelayan masyarakat, yang sekaligus menjadi panutan. Namun disayangkan karena faktanya banyak yang menjadi contoh tidak baik bagi masyarakat karena melakukan tindak korupsi. "Seharusnya mereka menjadi teladan bagi masyarakat," tegasnya.
Untuk itu dirinya mengharap agar korupsi disudahi agar masyarakat tidak hilang kepercayaan pada pemimpin. Dirinya mengkhawatirkan soal kepemimpinan sebab kadang masyarakat menjadikan tontonan jadi tuntunan. "Seharusnya masyarakat diberi teladan dari para pemimpin," ujarnya.
BACA JUGA: Muhaimin: Kesenjangan Berpotensi Picu Perpecahan Bangsa
Dalam Sosialisasi Empat Pilar, lebih lanjut Mahyudin mengatakan penyebab lunturnya nilai-nilai luhur di masyarakat juga disebabkan dampak globalisasi. "Globalisasi juga merupakan salah satu tantangan kebangsaan," ungkapnya.
Ciri dari globalisasi dikatakan mengubah sifat gotong royong menjadi individualistik. "Di antara kita ada yang tidak peduli pada yang lain," ujar pria asal Kalimantan Timur itu.
BACA JUGA: Mahyudin: Jihad Sekarang Adalah Memberantas Kemiskinan
Tantangan-tantangan kebangsaan yang ada menurut Mahyudin dijawab oleh MPR dengan Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
MPR melakukan sosialisasi untuk menyegarkan dan mengingatkan kembali nilai-nilai luhur bangsa. Bila bangsa ini menjadikan nilai-nilai luhur menjadi bagian dari keseharian maka bangsa ini akan dihormati oleh bangsa lain. Mahyudin menyebut nama Soekarno banyak dijadikan nama jalan di Afrika. "Setelah Soekarno melakukan KAA di Bandung tahun 1955 banyak negara Afrika merdeka," ujarnya. "Karena Soekarno menjalankan amanat konstitusi maka ia dihormati oleh negara-negara di Afrika dan Asia," paparnya.
Karena itu, MPR hingga saat ini terus melakukan sosialisasi Empat Pilar. "Kita keliling Indonesia untuk sosialisasi," tegas mantan Bupati Kutai Timur itu. "Tugas kita untuk saling mengingatkan," tambahnya. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahyudin: Berjihadlah dengan Memberantas Kemiskinan
Redaktur & Reporter : Soetomo