Mahyudin: Jihad Sekarang Adalah Memberantas Kemiskinan

Senin, 21 Mei 2018 – 00:05 WIB
Wakil Ketua MPR Mahyudin di Masjid Al Munawar, Balikpapan, Kalimantan Timur, Minggu (20/5). Foto: Humas MPR

jpnn.com, BALIKPAPAN - Wakil Ketua MPR Mahyudin mengatakan bahwa jihad di era sekarang ini adalah ikut terlibat dalam upaya memberantas kemiskinan.

"Jihad bisa dilakukan lewat berbagi harta. Bila tetanggamu tak punya beras, beri dia beras," ujar Wakil Ketua MPR Mahyudin di hadapan jemaah Masjid Al Munawar, Balikpapan, Kalimantan Timur, Minggu (20/5).

BACA JUGA: Mahyudin: Berjihadlah dengan Memberantas Kemiskinan

Jihad dengan berbagi harta menurut Mahyudin tepat dilakukan di Indonesia, sebab diakui masih ada rakyat yang belum menikmati dampak pembangunan. Disebut ada masyarakat yang belum menikmati listrik, pendidikan yang berkualitas, dan jaminan kesehatan yang memadai.

"Ada orang yang tak mampu berobat sehingga meninggal dunia," ucapnya. "Sehingga jihad sekarang adalah memberantas kemiskinan," tegasnya.

BACA JUGA: Ketua MPR Minta Menag Cabut Daftar Nama 200 Mubalig

Pria asal Kalimantan Timur itu menyebut disparitas pembangunan di Jawa dan luar Jawa. Disparitas yang ada salah satunya dalam dunia pendidikan. "Pendidikan di Jawa sangat berkualitas sementara di luar Jawa masih ketinggalan," ungkapnya. "Seharusnya kualitas pendidikan di manapun harus sama," tegasnya.

Hal-hal demikianlah yang menurut Mahyudin perlu diselesaikan. Menyelesaikan masalah kesenjangan, menurutnya merupakan amanah konstitusi. Disebut negara harus bisa menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.

BACA JUGA: Ketua MPR Zulkifli Hasan: Bersatu, Kita Lawan Itu Teroris!

Dalam silaturahmi dan Sosialisasi Empat Pilar itu, Mahyudin mengakui sebenarnya bangsa Indonesia memiliki jiwa gotong royong namun sifat yang demikian mulai terkikis. "Sekarang tumbuh budaya individualis, tak peduli pada yang lain," paparnya. Mantan Bupati Kutai Timur itu menyebut hal demikian bisa terjadi karena budaya global.

Untuk itulah dirinya mengatakan MPR melakukan Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. "Tugas ini merupakan perintah UU MD3," ujarnya.

Dalam soal Pancasila, dirinya ingat pada masa Orde Baru ada Penataran P4 dan pelajaran PMP. "PMP mengajarkan kita tentang toleransi, tertib, dan saling menghormati," paparnya. Sayangnya pada saat bersamaan pemerintah menggunakan Pancasila untuk kepentingan politik. Akibat yang demikian membuat Penataran P4, BP7, PMP, dan semua hal yang terkait Pancasila dibubarkan.

Seiring perjalanan waktu, rupanya rakyat menginginkan penguatan Pancasila. "Untuk itulah MPR melakukan sosialiasi Empat Pilar," tegasnya. Tentu dengan metode yang berbeda dengan masa lalu. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rilis 200 Nama Mubalig Mestinya Didahului Sosialisasi


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler