jpnn.com - SANGATTA – Wakil Ketua MPR RI Mahyudin menyampaikan materi sosialisasi Empat Pilar MPR di Kampus Sekolah Tinggi Pertanian (Stiper) Sangatta, Kutai Timur (Kutim), Kaltim, Rabu (22/6).
Gaya Mahyudin menarik, santai, dan dialogis. Dalam kesempatan tersebut, politikus Partai Golkar itu sempat memberikan hadiah berupa uang Rp 200 ribu kepada salah seorang mahasiswi yang menghadiri acara sosialisasi Empat Pilar.
BACA JUGA: Loyalis Fahri Minta Almuzzammil Tak Banyak Ngoceh
Si mahasiswi berhijab itu diberi hadiah lantaran bisa menjawab pertanyaan Mahyudin. “Coba, siapa yang tahu kepanjangan BPUPKI, silakan maju ke depan,” ujar Mahyudin di hadapan ratusan mahasiswa STIPER.
Si mahasiswi cantik itu maju ke depan. “Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia,” jawabnya.
BACA JUGA: Politikus Gerindra: Persiapkan Operasi Militer jika Jalur Negosiasi Buntu
Mahyudin kurang puas dan minta jawaban diulang. Ternyata benar. Mahyudin lantas meminta ajudannya memberikan hadiah Rp 200 ribu. “Sebagai hadiah, kasih Rp 200 ribu,” kata Mahyudin.
Dalam uraiannya, Mahyudin menyampaikan inti dari lima Sila dalam Pancasila. “Intinya gotong royong, persatuan,” ujarnya.
BACA JUGA: Komisi III Pilih Serang Istri Tito
Bahkan, lanjutnya, NKRI juga berintikan paham persatuan. Begitu juga Bhineka Tunggal Ika.
Mahyudin mengatakan, Empat Pilar ini, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika, penting untuk terus disosialisasikan.
Alasannya, saat ini cukup banyak tantangan yang dihadapi bangsa ini. Antara lain mulai lemahnya pemahaman dan pengalaman ajaran-ajaran agama, munculnya kelompok-kelompok radikal dan aksi terorisme, derasnya arus globalisasi yang menggerogoti jatidiri bangsa, dan juga kuatnya intervensi asing dalam setiap proses pengambilan kebijakan penting di negara ini.
Memang, lanjutnya, secara umum Indonesia sudah mampu menjaga persatuan dan kesatuan, di tengah bangsa yang sangat heterogen.
Bahkan, lanjutnya, bangsa-bangsa asing begitu heran, Indonesia yang wilayahnya cukup luas dengan penduduk beragam suku dan agama, tetap mampu menjaga persatuan.
“Banyak negara lain yang iri, kok bisa Indonesia yang begitu besar bisa bersatu. Itu karena ada Pancasila,” ucapnya. (sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BAIS: Kebijakan Bebas Visa Berbahaya Bagi Keamanan Nasional
Redaktur : Tim Redaksi