jpnn.com - JAKARTA - Ketua DPP Gerindra Aryo Djojohadikusumo mengaku sudah mendengar informasi kembali disanderanya 13 WNI dari Tugboat Charles 00 di perairan perbatasan Kalimantan Utara dan Filipina, Rabu (22/6).
Kasus yang ketiga kali berturut-turut dalam waktu beberapa bulan terakhir ini menurut Aryo, terjadi bukan tanpa sebab akibat. Apapun yang terjadi, dia meminta pemerintah segera mengedepankan negosiasi.
BACA JUGA: Komisi III Pilih Serang Istri Tito
"Kedepankan negosiasi. Pak Prabowo dulu bebaskan sandera di Papua, butuh 6 bulan negosiasi. Tapi kalau semua jalur negosiasi buntu, harus dengan pendekatan militer," kata Aryo di Jakarta, Rabu (22/6).
Pendekatan militer menurutnya harus dipertimbangkan pemerintah. Sebab penyanderaan dilakukan kelompok yang selama ini menggunakan cara-cara kekerasan.
BACA JUGA: BAIS: Kebijakan Bebas Visa Berbahaya Bagi Keamanan Nasional
"Kalau diajak bicara tidak bisa, maka pemerintah harus pertimbangan operasi militer. Di sisi lain kerja sama dengan pemerintah Filipina juga harus diperkuat. Kalau tidak ada kerjasama ngapain saja selama ini," pungkasnya.(fat/jpnn)
BACA JUGA: Papa Calon Kapolri, Bamsoet: Bangga Nggak? Ini Jawaban Anak Tito
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Tak Buru-buru Usut Aliran Dana ke Teman Ahok
Redaktur : Tim Redaksi