Mahyudin: Populerkan Budaya Tradisional agar Dikenal Luas

Minggu, 29 Oktober 2017 – 21:48 WIB
Wakil Ketua MPR Mahyudin, Bupati Tabalong Anang Syakhfiani dan tokoh masyarakat Tabalong lainnya Kerukunan Keluarga Murung Pudak Tanjung Tabalong (KKMPTT) menggelar pentas seni, budaya dan karnaval khas Kalimantan. Foto: MPR

jpnn.com, JAKARTA - Kegiatan hari bebas kendaraan yang biasa digelar di sepanjang Jalan Thamrin dan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, pada Minggu, 29 Oktober 2017, terasa lebih istimewa. Sebab Kerukunan Keluarga Murung Pudak Tanjung Tabalong (KKMPTT) hadir di tengah-tengah penikmat hari bebas kendaraan dengan menggelar pentas seni, budaya, dan karnaval khas Kalimantan Selatan, seperti tarian dayak dan pengantin banjar.

Hadir dalam acara itu, Wakil Ketua MPR Mahyudin, Bupati Tabalong H. Anang Syakhfiani, dan tokoh masyarakat Tabalong lainnya.

BACA JUGA: Tak Bisa Ditawar, Pancasila Harga Mati!

Menanggapi acara itu, Mahyudin mengatakan dirinya asli putra Tabalong. Untuk itu, ia sangat antusias saat diundang menghadiri pentas seni dan budaya serta karnaval itu.

“Saya lahir dan besar di Tabalong. Untuk itu, saya senang dan antusias untuk datang,” ungkapnya.

BACA JUGA: Zulkifli Hasan Bertemu Dokter Muda Inspiratif

Acara itu disebut sebagai perwujudan Bhinneka Tunggal Ika. “Ini merupakan upaya melestarikan aset bangsa,” paparnya.

“Kekayaan negara berupa adat istiadat dan budaya tradisional ini harus dipopularkan agar dikenal dan dicintai” tambahnya.

BACA JUGA: Bang Zul: Zaman Dulu Senjatanya Bambu Runcing, Sekarang Ilmu

Sedang Anang Syakhfiani menyebut pentas seni, budaya, dan karnaval itu sengaja digelar untuk menunjukkan karya tradisional Tabalong yang bernilai seni tinggi.

“Kami berharap acara ini dapat memperkenalkan Tabalong sehingga masyarakat tertarik untuk berkunjung,” katanya. Apa yang dikatakan itu diperkuat oleh Koordinator Kegiatan, Heny Yuliana.

Menurut Heny kegiatan ini untuk mengajak wisatawan domestik dan mancanegara datang ke Tabalong. "Temanya ayo kita ke Tabalong," katanya.

Pawai dimulai dengan pembacaan puisi lima orang berpakaian Dayak. Mereka berpesan bahwa masyarakat Dayak adalah penjaga hutan Borneo yang selama ini menjadi paru-paru dunia. Lalu mereka memanjat pohon manau berduri yang diiringi peragaan busana pengantin Dayak. Pawai dilanjutkan dengan tarian mengelilingi pohon Manau. Anang Syakhfiani dan Mahyudin terlihat ikut menari memutari pohon itu.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi dan Oso Hadiri HUT Pemuda Pancasila, Inilah Pesannya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
MPR  

Terpopuler