Mahyudin: Saatnya Orang Malaysia Berobat ke Aceh

Selasa, 17 Oktober 2017 – 14:48 WIB
Wakil Ketua MPR Mahyudin saat membuka secara resmi gelar Sosialisasi Empat Pilar MPR RI kerjasama dengan Perhimpunan Anak Konstitusi Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), di aula gedung Unsyiah, Banda Aceh, Selasa (17/10).

jpnn.com, ACEH - Wakil Ketua MPR Mahyudin mengatakan perlu kesadaran kolektif untuk menjadikan Indonesia maju dan sejajar dengan negara-negara lainnya. Menurutnya, kesadaran itu melingkupi segala hal, tidak hanya di bidang pendidikan tapi juga menjadikan ideologi sebagai identitas dalam berkehidupan kebangsaan.

“Tadi disebutkan ada 45 profesor. Ke depan, Unsyiah harus punya lebih dari 100 guru besar,” kata Mahyudin saat membuka secara resmi gelar Sosialisasi Empat Pilar MPR RI kerjasama dengan Perhimpunan Anak Konstitusi Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), di aula gedung Unsyiah, Banda Aceh, Selasa (17/10).

BACA JUGA: Sejarawan Sayangkan Sulitnya Mengakses Arsip Otentik di ANRI

Acara tersebut juga dihadiri anggota MPR, Muslim (Fraksi Demokrat) dan Hetifah Saifuddin (Fraksi Golkar), termasuk Rektor Unsyiah Prof Dr Ir Samsul Rizal M Eng.

Mahyudin menjelaskan, memajukan pendidikan merupakan bagian dari cita-cita pendiri bangsa. Kemerdekaan yang dicapai sejak diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 harus dijadikan jembatan menuju ke arah yang lebih baik.

BACA JUGA: HNW: UUD Memberi Kekuasaan Tertinggi pada Rakyat

Menurut politikus Golkar itu, secara kuantitatif sudah banyak yang berpendidikan tinggi. Tapi secara kualitatif masih belum bisa bersaing dengan negara lain yang maju. Itulah semestinya bangsa ini harus memiliki daya saing dengan negara lain.

"Tadi malam saya baca di media ada pernyataan menteri Keuangan yang menyatakan hasil survei Bank Dunia yang menyebutkan bahwa Indonesia mengalami ketertinggalan dalam bidang pendidikan membaca sekitar 40 tahun dan tertinggal jauh dalam pendidikan science dan teknologi sekitar 75 tahun. Hal ini perlu diwaspadai dan dipikirkan betul-betul," ujarnya.

BACA JUGA: Kiat Menjadi Orang Sukses Versi Mas Ibas

Solusinya, lanjut Mahyudin adalah perlunya kerja keras semua anak bangsa mengejar ketertinggalan tersebut untuk mengisi kemerdekaan sesuai dengan cita-cita para pendiri bangsa yakni memberantas kebodohan juga kemiskinan.

“Sudah saatnya orang Malaysia yang berobat ke Aceh. Bukan lagi orang Aceh yang berobat ke Malaysia,” katanya.

Untuk itu, Mahyuddin menitikberatkan pada kesadaran dan rasa nasionalisme dalam diri masing-masing secara kuat untuk membangun bangsa. “Serta menjadi sebuah kebanggaan agar kita bisa bisa berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain. Sosialisasi Empat Pilar MPR adalah salah satu upaya ke arah itu," tegasnya.

Kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR yang sedang digalakkan MPR dengan target sasaran berbagai elemen rakyat Indonesia di seluruh wilayah Indonesia adalah dalam rangka menjalankan amanat UU Nomor 17/2004 tentang MD3.

Di Sosialisasi Empat Pilar tersebut, MPR ingin menanamkan kembali ideologi kebangsaan ini kepada seluruh lapisan masyarakat agar bisa menjadi perilaku dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dalam perjalanannya, walaupun sosialisasi Empat Pilar banyak kendala seperti protes sampai gugatan yang sampai ke Mahmakah Konstitusi beberapa pihak tentang penamaan kegiatan yang dulu bernama Sosialisasi Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara, namun sampai saat ini banyak sudah elemen masyarakat terutama generasi muda kembali menyadari pentingnya memahami kembali Empat Pilar yang di dalamnya ada Pancasila.

"Sebenarnya substansi sosialisasi adalah empat hal itu yakni Pancasila, Empat pilar hanya penjudulan saja agar lebih mudah mengingat. Alhamdulillah setelah berkonsultasi dengan MK judul berubah menjadi Sosialisasi Empat Pilar MPR RI dipersilakan boleh melanjutkan sosialisasi," imbuhnya. (JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Netizens Bacerita Rame-rame Deng MPR RI di Manado


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
MPR   MPR RI   Mahyudin  

Terpopuler