Mahyudin Setuju Pelajaran PMP Diajarkan Kembali di Sekolah

Senin, 03 Desember 2018 – 06:27 WIB
Wakil Ketua MPR RI Mahyudin usai Sosialisasi Empat Pilar MPR kepada "emak-emak" yang terhimpun dalam Himpunan Wanita Karya (HWK), di Balikpapan, Minggu (2/12/2018). Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, BALIKPAPAN - Kemendikbud sedang membahas wacana mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) kembali diajarkan di sekolah-sekolah. Wakil Ketua MPR Mahyudin menyatakan setuju dengan wacana untuk menghidupkan kembali pelajaran PMP di sekolah.

“Menghidupkan kembali PMP itu merupakan aspirasi masyarakat. Masyarakat ingin pelajaran PMP itu diajarkan lagi di sekolah. Pemerintah harus menyikapi dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat itu," kata Mahyudin usai menyampaikan Sosialisasi Empat Pilar MPR kepada "emak-emak" yang terhimpun dalam Himpunan Wanita Karya (HWK), di Balikpapan, Minggu (2/12/2018).

BACA JUGA: MPR Sosialisasi 4 Pilar di Pesantren Al Falak

Mahyudin mengungkapkan banyak guru-guru yang menyampaikan aspirasi menghidupkan kembali pelajaran PMP. “Banyak guru-guru yang menyampaikan ke saya, tolong pelajaran PMP dihidupkan kembali. Saya sudah bicara ke Menteri Pendidikan bahwa keinginan itu adalah aspirasi dari bawah,” ujarnya.

Menurut Mahyudin, ada hal yang luar biasa dalam pelajaran PMP, yaitu pendidikan moral. “Sekarang PMP sudah diganti dengan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Pendidikan moral-nya hilang. Karena itu pelajaran-pelajaran yang mengajari soal integritas perlu dihidupkan kembali," ucapnya.

BACA JUGA: Mahyudin: Negara Ini Rusak Karena Korupsi

Mahyudin menambahkan pemerintah (Kemendikbud) harus menyikapi dan menindaklanjuti aspirasi dari masyarakat untuk menghidupkan kembali pelajaran PMP ini.

"Di tengah tantangan globalisasi yang begitu kuat sekarang ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Dulu, kekhawatiran itu masih dibentengi dengan Pendidikan Moral Pancasila," katanya.

BACA JUGA: Mahyudin: Jangan Pilih Politikus yang Main Uang

Globalisasi, lanjut Mahyudin, telah menggeser nilai-nilai luhur Indonesia karena masuknya budaya asing. Dengan globalisasi tidak ada lagi sekat-sekat. "Orang bisa belajar merakit bom dan menjadi radikal dari internet. Globalisasi ini mendegradasi nilai-nilai budaya kita. Dulu, kita bisa melawan dengan Pendidikan Moral Pancasila," tuturnya.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Biro Humas Setjen MPR Evaluasi Kinerja Publikasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler