Maimun, Dulu Dipecat Kepolisian Sekarang Dipanggil Jokowi

Jumat, 17 Agustus 2018 – 20:45 WIB
Haji Maimun, petani penerima penghargaan dari Kementerian Pertanian. Foto: Fathan/JPNN

jpnn.com - Dulu terbuang kini tersenyum bahagia. Itulah bagian perjalanan hidup yang dialami Haji Maimun Abdul Rahman, petani asal Aceh.

Dia berhasil meraih penghargaan dari pemerintah karena keuletannya berkarya di dunia pertanian.

BACA JUGA: Kementan Beri Penghargaan kepada Figur Berpengaruh

Haji Maimun tidak menyangka bisa menerima penghargaan dari Kementerian Pertanian (Kementan) dan dipanggil ke Jakarta. Dia juga sangat bahagia mendapat banyak hadiah termasuk Rp 20 juta dari Kementan atas usahanya itu.

""Ini hadiah betapa usaha tidak akan mengkhianati hasil," tutur Maimun dengan wajah berseri saat ditemui JPNN.com usai menerima penghargaan di Kementan, Jumat (17/8).

BACA JUGA: Pengelolaan Pompa Air Selamatkan Padi Sawah di Karawang

Perjalanan hidupnya hingga bisa meraih penghargaan ini tidak semulus yang dibayangkan orang-orang. Dulunya, Haji Maimun adalah seorang anggota polisi. Namun, karena ulahnya di masa muda, dia dipecat dari korps kepolisian pada 1985.

"Jadi saya keluar polisi 1985. Saya berantam di Sekolah Polisi Negara (SPN)," tuturnya dengan mata nanar berusaha menyembunyikan kesedihan.

BACA JUGA: Kementan Genjot Ekspor Benih Jagung Hibrida ke Sri Lanka

Maimun sempat merasa terpuruk karena harus meninggalkan impiannya menjadi seorang anggota polisi. Namun, dia tak berlama-lama larut dalam kesedihan.

Maimun muda kala itu tak mau hanya berpangku tangan. Ayah tiga anak ini mulai menggarap lahannya di kampung untuk pertanian pada 1986 silam.

Dengan lahan tiga hektare, Maimun mengelola wilayahnya menggunakan skema pertanian modern. Dia menanam padi, cabai merah, jagung dan semangka.

"Saya punya lahan sawah 1,5 hektare dan lahan kebun 1,5 hektare. 1,5 hektare saya tanam padi, sedangkan 1,5 hektarenya saya tanami tanaman holtikultura," sambungnya.

Tidak sampai di situ. Maimun memunculkan inovasi baru dalam bertani sehingga disebut pertanian modern.

"Padi yang saya tanam itu tidak saya jual untuk konsumsi. Saya jadikan benih. Jenisnya sekarang Impari 42, Impari 32 dan Cibugu," imbuhnya.

Inovasi itu, tidak terlepas dari peranan pemerintah. Terlebih sejak zaman Jokowi-JK ini, berbagai bantuan untuk petani terus berdatangan.

Mulai dari bantuan pendampingan, bibit, pupuk, alat dan mesin pertanian yang turut menyumbang keberhasilannya seperti saat ini.

Tak tanggung-tanggung, berkat kerja kerasnya dan bantuan pemerintah, Haji Maimun berhasil meraih penghasilan yang cukup besar.

Sebagai petani, Maimun sudah bisa menguliahkan dua anaknya. Bahkan, omzet yang diciptakan Maimun cukup menjanjikan.

"Omzet bersih setahun sekitar Rp 100 juta lah," katanya dengan bangga.

Kini, Haji Maimun tak hanya meraih penghargaan atas hasil perjuangannya sebagai petani, dia juga berkesempatan bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Kesempatan langka yang tak disangka-sangkanya.

Haji Maimun bersama sejumlah teladan pertanian lainnya diundang ke Istana Kepresidenan bertemu dengan orang nomor satu Indonesia itu pada Sabtu (18/8) besok.

"Saya tidak menyangka, petani kecil dari Aceh bisa bertemu dengan Pak Presiden," kata dia penuh haru. (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Ekspor Bibit Jagung Hibrida 20 Ton ke Srilangka


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler