jpnn.com - KISARAN - Musim hujan bukan hanya membuat waspada akan terjadinya banjir dan bencana alam. Penggunaan ponsel saat hujan diiringi suara petir lebih riskan. Seperti yang dialami Astuti Indriani (15) dan Selvia (13) ini. Kedua kakak beradik ini terpaksa dirawat di rumah sakit karena menderita luka bakar akibat disambar petir, Minggu (2/8), sore.
Seperti dikutip dari METRO ASAHAN (Grup JPNN), kejadian itu berlangsung di depan rumah korban di Bunut Barat, Lingkungan III, Jalan Tenggiri, Kecamatan Kota Kisaran Barat, Asahan, Medan, Sumut. Saat itu sekira pukul 16.30 WIB, cuaca di Kota Kisaran Barat sekitarnya mendung. Kemudian disusul hujan rintik-rintik.
BACA JUGA: Empat Kios Penggilingan Daging Ludes Terbakar
Tapi kedua korban Astuti Indriani dan Selvia serta sepupunya Bagas Pradaka, bocah berusia 3 tahun 6 bulan malah asyik main-main HP di depan rumah mereka, persis di bawah pohon rambutan.
Tiba-tiba petir menggelegar dan langsung menyambar Astuti Indriani dan Selvia. Melihat kejadian, Bagas Pradaka langsung menangis dan lari ketakutan. Sementara Selvia dan Astuti Indriani menangis histeris. Tubuh keduanya luka-luka.
BACA JUGA: Aksi Pengemis Curi Ponsel Terekam CCTV
Warga yang secara kebetulan menggelar latihan keyboard organ tunggal di sekitar lokasi tanpa berpikir panjang langsung memberikan pertolongan dan membawa Selvia dan Astuti Andriani ke RSUD HAMS Kisaran. Sedang Bagas Pradaka, bocah berumur 3,5 tahun sedikitpun tak menderita luka.
Akibat kejadian ini, Selvia meraung kesakitan. Sesekali histeris dan trauma. Selvia menderita luka lecet di dada.
Sementara Astuti Indriani menderita luka lecet di kaki sebelah kanan. Lukanya berwarna hitam. Namun korban tetap tenang, tidak seperti adiknya terus meraung-raung kesakitan.
BACA JUGA: Ribuan Kepiting Bertelur Gagal Diselundupkan ke Tawau Malaysia
Ijan (30) dan Kuswandi (39), keluarga korban mengaku melihat langsung kejadian. Ijan mengaku melihat langsung ketiganya sedang duduk-duduk di bawah pohon rambutan depan rumah mereka, Jalan Tenggiri, Lingkungan III Bunut Barat. Ketiganya sedang asyik bermain-main HP.
Memang cuaca saat itu sedang mendung, diiringi gerimis. "Tiba-tiba petir langsung menyambar ketiganya," ujar Ijan dan diamini Kuswandi, saat ditemui di RSUD HAMS Kisaran.
Saat kedua korban disambar petir, puluhan warga langsung menyaksikannya, karena saat kejadian disambar petir itu warga sedang menggelar latihan keyboard organ tunggal, hanya berkisar 7 meter dari kejadian.
Ijan, ayah dari Bagas Pradaka (3,5) menyebutkan, saat kejadian mereka sedang asyik menggelar latihan keyboard organ tunggal bersama-sama kawan lainnya. Begitu melihat kejadian, mereka langsung berlari memberi pertolongan.
Ibu korban yang juga berada di sekitar lokasi kejadian juga langsung berlari mengejar anaknya dan memeluknya, sehingga dia tidak sedikitpun terluka. "Sumpah, kami tak menduga kejadian ini. Kami heran dan bingung, petir tiba-tiba menyambar ketiganya," ujar Ijan.
Mulyanto (40) dan Sri (39), orangtua korban Selvia dan Astuti Andriani tampak setia mendampingi anak-anaknya. Wajah pasangan suami istri ini tampak cemas terutama ketika melihat anaknya Selvia terus meraung-raung kesakitan di ruangan UGD RSUD HAMS Kisaran.
dr Hotmauli, dokter RSUD HAMS Kisaran, yang menangani pasien mengatakan, Selvia yang terus meraung-raung itu mengalami trauma. Menurut dr Hotmauli, korban Selvia perlu mendapat penanganan medis dokter bedah untuk mengobati luka lecet di dadanya.
"Kita akan melakukan observasi lebih mendalam terhadap pasien, karena pasien terus-menerus meraung-raung kesakitan seperti yang saudara lihat saat ini. Sementara Astuti Andriani tenang karena kaki kanannya yang tersambar petir sudah kita tangani dengan baik, sehingga korban dalam keadaan tenang tidak seperti adiknya," ujar dr Hotmauli.
Dari sekilas peristiwa ini, beberapa temuan juga menguatkan tentang bahaya keterikatan antara HP dan petir. Desain antena HP bervariasi, ada yang tidak terlihat di bagian antena alias berukuran kecil.
HP merupakan pesawat telekomunikasi yang ketika aktif, antena yang juga berbahan dasar konduktor berusaha mencari atau menangkap sinyal-sinyal komunikasi berupa gelombang medan elektromagnetik.
Di dalam antena tersebut elektron-elektron bergerak menghasilkan gelombang medan listrik-magnet. Ditambah lagi adanya medan listrik pada HP akibat ‘kebocoran’ medan listrik statis dari baterai HP.
Dengan demikian, di dalam HP terdapat cukup banyak muatan yang dapat menghasilkan medan listrik. Cara kerja tersebut ini serupa dengan apa yang terjadi pada cara kerja penangkal petir beradiokatif.
Medan listrik yang terdapat di sekitar HP dapat memengaruhi gerak ion dan molekul udara. Pada akhirnya keadaan ini berpeluang besar untuk dilalui aliran listrik atau tersambar petir. (mar/dro)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gawat! Sebulan, 11 Warga Serang Terinfeksi HIV
Redaktur : Tim Redaksi