jpnn.com, SAMARINDA - Hanim (48) meninggal dunia setelah tersambar petir saat berteduh di sebuah gubuk di Jalan P Suryanata, Samarinda Ulu, Kalimantan Timur, Senin (5/9).
Saat itu Hanim tidak sendirian. Dia bersama teman kerjanya, Dori (48), dan warga bernama Senen (60).
BACA JUGA: Lihat, Sapi â sapi Bergelimpangan Disambar Petir
Namun, nasib Dori dan Senen lebih baik. Dori hanya mengalami luka lecet.
Sementara itu, Senen menderita luka bakar dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Sentra Medika Citra (SMC).
BACA JUGA: Panen Padi, 9 Warga Disambar Petir, 3 Meninggal
“Saat itu saya bersama Hanim baru saja selesai bekerja dan bermaksud beristirahat di sebuah gubuk yang ada di atas bukit letaknya hanya sepuluh meter di depan pabrik,” kata Dori sebagaimana dilansir laman Prokal, Jumat (7/9).
Dia menambahkan, saat itu hujan turun dengan lebat. Dori lantas mengajak Hanim masuk ke pabrik agar tidak kebasahan.
BACA JUGA: Duarrr, Agus Tewas Disambar Petir saat Mengendarai Motor
Akan tetapi, Hanim yang saat itu sedang asyik memainkan telepon seluler menolak ajakan Dori.
Tidak berselang lama, Senen yang baru saja menyabit rumput juga berteduh di gubuk berukuran 2x3 meter itu.
Tiba-tiba petir menyambar sekitar 30 menit berselang. Dori kaget bukan kepalang.
Dia langsung memegang kaki Hanim. Namun, Hanim ternyata tidak merespons.
Saat itu Dori melihat Hanim sudah lelas dan bersandar di dinding gubuk.
Ponsel milik Hanim juga terjatuh ke lantai. Senen pun bernasib sama. Dori langsung berteriak meminta tolong.
“Saya panggil dan gerak-gerak tubuh keduanya, tetapi tidak ada respons,” ucap Dori.
Warga di sekitar lokasi langsung membopong tubuh Hanim dan Senen.
Relawan Otista Rescue Dani mengatakan, dirinya menggunakan mobil di sekitar gudang untuk membawa ketiga korban karena tidak ada ambulans.
Mereka lantas membawa Hanim dan Senen ke rumah sakit. Namun, nyawa Hanim tidak tertolong.
“Dilihat di tubuhnya tidak ada luka bakar. Mungkin kaget saat petir menyambar,” ucap Dani. (pro/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Disambar Petir, Dikubur, Nyawa Saraman Tetap Tak Tertolong
Redaktur : Tim Redaksi