jpnn.com, MAJALENGKA - Festival Durian Kawit Wangi Sindangwangi 2017, Sabtu (9/12), benar-benar menjadi juara di hati para pecintanya.
Festival ini dibanjiri masyarakat dari berbagai daerah hingga menimbulkan kemacetan panjang.
BACA JUGA: Case Gunung Agung, Safety dan Security Indonesia Makin Solid
Perhelatan yang didukung Kementerian Pariwisata (Kemenpar) itu menjadi magnet bagi para pecinta durian di tanah air.
Buktinya, event ini dibanjiri ribuan penikmat durian dari berbagai daerah hingga memimbulkan kemacetan lalu lintas.
BACA JUGA: Festival Nusa Penida 2017 Jadi Bukti Bali Aman Dikunjungi
Terlihat antusias ingin menikmati legitnya 'buah raja' ini di jalan raya Cirebon menuju Lengkong pun dibuat macet total hingga memanjang 12 kilometer.
Kondisi ini tentu menjadi berkah yang besar lantaran besarnya respons masyarakat, meski menjadi pekerjaan rumah bagi para stakeholder di Jawa Barat.
BACA JUGA: Wonderful Indonesia Tebar Pesona di Taiwan
Durian lokal Sinapeul pun menjadi komoditi aktor utama yang dipaling dicari untuk dinikmati.
Demi membuat nyaman para pengunjung, penyelenggara festival pun menyelipkan berbagai hiburan tambahan mulai dari tradisional sampai modern dengan kemasan menarik.
"Respons masyarakat luas memang sangat luar biasa. Pesta durian ini menjadi bukti bahwa anak muda Majalengka atau generasi milenialnya memiliki potensi besar untuk terus berkembang. Mereka benar-benar menjadi subyek luar biasa hingga festival ini berjalan bagus," ungkap tokoh Jawa Barat KH Maman Imanulhaq.
Berbagai stand pun didirikan. Sekedar menyediakan berbagai informasi wisata lainnya sampai sarana promosi guna menjual potensi lainnya, festival ini juga menyediakan beragam makanan dan minuman khas Majalengka.
Kang Maman, sapaan KH Maman Imanulhaq-pun menambahkan, Majalengka harus menyiapkan berbagai destinasi wisata agar para wisatawan selalu menempatkan Festival Durian Sindangwangi dalam daftar teratas wisatanya.
"Agenda festival durian seperti ini sangat penting kerna memiliki nilai ekonomis tinggi, selain ajang silaturahmi yang merekatkan masyarakat. Setelah event ini kami harus menyiapkan dan mengembangkan potensi lainnya, apalagi bandara besar internasional Majalengka akan segera jadi. Durian nikmar Majalengka ini menjadi salah satu buah-buahan khas yang siap menyambut bandara baru. Selain itu tentunya kami juga harus kejar infrastruktur yang lain di Majalengka ini," kata Kang Maman.
Para pengunjung Festival Durian Sindangwangi memang harus mengantre sampai sejauh 12 km. Acara tersebut juga bertambah meriah setelah Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Esthy Reko Astuti hadir di acara tersebut.
Esthy menjelaskan, durian lokal Sindangwangi telah membuat banyak orang penasaran apalagi terkait banyaknya pilihan jenis dan rasanya yang nikmat.
"Respons event ini sangat bagus. Duriannya jenisnya banyak, ada rasa susu sampai pahit namun nikmat. Durian dengan rasa ini tentu membuat banyak orang termasuk saya, makanya tahun depan saya pasti ke sini lagi. Semua elemen masyarakat di sini aktif terlibat dan nanti ada pendampingan dari Kemenpar. Ini menjadi atraksi yang sangat efektif untuk mendatangkan wisatawan," ujar Esthy.
Eshty menambahkan, pendampingan yang dilakukan Kemenpar untuk menggali berbagai potensi yang ada di wilayah Kabupaten Majalengka. Dengan didukung potensi alam yang besar, Majalengka pun memiliki potensi besar untuk mengembangkan ecotourism.
"Harus diakui potensi di sini sangat besar, tapi banyak aksesibilitas yang masih belum sempurna. Aksesibilitas harapannya tahun depan lebih mudah. Perlu banyak kantong parkir dan ada feeder bus yang dikelola masyarakat agar pengunjung lebih nyaman dan bisa menikmati durian dengan tenang," jelas Esthy.
Sebelum ke pesta durian, Esthy dan Kang Maman menghadiri Gebyar Maulid Nabi Muhammad SAW 1439 H di Pondok Pesantren Al Mizan Jatiwangi, Majalengka. Menurut Esthy, pondok pesantren dengan beragam kreativitasnya bisa dikembangkan menjadi wisata religi.
"Generasi milenial ke depannya memang harus lebih berakhlak dan itu disinergikan dengan beragam potensi mereka. Keberadaan pondok pesantren sebenarnya bisa dikembanhkan sebagai destinasi wisata juga karena disini ada beragam atraksi kesenian yang sangat bagus," jelas Esthy.
Kepala Bidang Promosi Wisata Budaya Kemenpar Wawan Gunawan menambahkan, Majalengka memiliki potensi besar lantaran akan segera memiliki bandara berkelas internasional. Memiliki peluang tumbuh besar, pondok pesantren pun harus terus melakukan up grade potensi yang dimilikinya.
"Berada di Jawa Barat sebagai destinasi wisata alam dan budaya, pondok pesantren tentu bisa memiliki potensi lebih untuk pariwisata Indonesia, terutama wisata religi,”kata pria yang biasa disapa Kang Haji.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik penyelenggaraan Festival Durian Sindangwangi. Festival ini dikatakannya akan memperkaya Kabupaten Majalengka, dan Jawa Barat pada umumnya sebagai destinasi yang komplet.
”Jawa Barat selama ini dikenal dengan ragam potensinya di sektor budaya. Jawa Barat juga menarik dengan keindahan alamnya. Dan kini Jawa Barat juga dikenal dengan agro wisata, khususnya durian,” ujar Menpar Arief Yahya.
Menteri asal Banyuwangi itu mencontohkan bagaimana durian montong asal Thailand yang begitu dikenal. Banyak wisatawan pun yang kemudian memburunya.
“Setiap daerah harus dapat mengangkat potensi lokal yang dimiliki. Melalui festival ini, Kabupaten Majalengka telah memperkenalkan lagi salah satu potensinya, apalagi jika Bandara Majalengka jadi, maka masyarakat juga harus siap menerima wisatawan,” ujar Menpar Arief Yahya. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wisata Bahari Jadi Primadona Kabupaten Nias
Redaktur : Tim Redaksi