Majelis Syuro Arab Saudi Dukung Indonesia Bentuk Forum Majelis Syuro Sedunia

Senin, 23 Desember 2019 – 16:35 WIB
Ketua Majelis Syuro Arab Saudi, Dr. Abdullah Bin Muhammad Al Ash-Sheikh bertemu Ketua MPR RI Bambang Soesatyo dan rombongan di Kantor Parlemen Arab Saudi, Minggu (22/12). Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Majelis Syura Arab Saudi (Consultative Assembly of Saudi Arabia) atau Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat Kerajaan Arab Saudi Dr. Abdullah Bin Muhammad Al Ash-Sheikh mendukung gagasan MPR RI untuk membetuk Forum Majelis Syura Sedunia.

Gagasan tersebut untuk menjawab pentingnya peningkatan hubungan antarnegara khususnya negara-negara berpenduduk muslim di dunia dalam memerangi radikalisme dan ekstrimisme serta menjaga perdamaian dunia.

BACA JUGA: Hidayat MPR: Sjafruddin Telah Bertindak Sebagai Presiden RI

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo berharap pemerintahan Arab Saudi kembali menambah kuota haji untuk jemaah Indonesia dari 231 ribu pada tahun 2019 menjadi setidaknya lebih dari 250 ribu di tahun mendatang. Dengan ketersediaan kuota saat ini, masa tunggu jemaah yang ingin menunaikan ibadah haji bisa mencapai 20 tahun bahkan lebih.

Mengingat besarnya antusias dan jumlah penduduk muslim Indonesia yang ingin menunaikan ibadah haji, maka penambahan kuota bagi 263 juta jumlah rakyat Indonesia saat ini menjadi sangat penting.

BACA JUGA: MPR RI: Silaturahmi Kebangsaan Bisa Menciptakan Stabilitas Politik

"Global Religious Futures memprediksi hingga tahun 2050 jumlah penduduk muslim Indonesia mencapai 256,82 juta dari 263 juta jiwa atau sekitar 86,39 persen. Ditambah pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar rata-rata lima persen lebih yang melampaui pertumbuhan ekonomi dunia, membuat pendapatan masyarakat meningkat, yang pada gilirannya memberikan kemudahan mereka menunaikan ibadah Haji," ujar Bamsoet dalam siaran pers.

Hal itu dikatakan Bamsoet saat bertemu Ketua Majelis Ash Shura Arab Saudi (Consultative Assembly of Saudi Arabia), Dr. Abdullah Bin Muhammad Al Ash-Sheikh, di Kantor Parlemen Arab Saudi, Minggu (22/12).

BACA JUGA: Jelang Natal dan Tahun Baru, Menko Polhukam: Tak Boleh Ada Sweeping

Hadir dalam kunjungan kehormatan tersebut Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Ahmad Muzani, Asrul Sani, Jazilul Fawaid, Fadel Muhammad, Nusron Wahid, Darul Siska, Idris Lalena dan Duta Besar RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel.

Mantan Ketua DPR dan Ketua Komisi III DPR ini menambahkan, sebagai negara berpenduduk muslim terbesar dunia, Indonesia juga telah menjadi contoh bagaimana mengelola keberagaman suku, agama, etnis, dan golongan dengan baik. Sehingga bisa menjadi role model bagi negara lainnya bahwa antara agama dan peradaban maupun antara agama yang satu dan lainnya bukanlah alasan menjadi sumber pertentangan.

Hal ini tak terlepas dari keberadaan dua organisasi massa }slam terbesar di Indonesia bahkan dunia, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, yang selalu menyebarkan Islam yang tawasuth (moderat), tawazun (seimbang), dan tasamuh (toleran).

"Di saat Islam disudutkan di berbagai negara lantaran radikalisme dan ekstrimisme, tidak demikian di Indonesia. Di Indonesia, Islam justru menjadi sumber perdamaian. Hal ini bisa menjadi tambahan pertimbangan bagi Arab Saudi untuk menambah jumlah kuota haji jemaah Indonesia," tutur Bamsoet.

Anggota Dewan Pakar Majelis Pimpinan Nasional KAHMI ini juga menekankan pentingnya negara-negara berpenduduk muslim terbesar dunia, seperti Indonesia dan Arab Saudi, mempromosikan dan menjadi teladan dalam memperkuat ukhuwah islamiyah (persaudaraan yang Islami), ukhuwah insaniyah (persaudaraan sesama umat manusia), dan ukhuwah wathaniyah (persaudaraan menjaga kerukunan antar umat beragama). Mengingat, agama khususnya Islam yang senantiasa mengajarkan cinta kasih, tak boleh dijadikan alasan konflik apalagi perang.

Atas dasar ukhuwah itulah, rakyat Indonesia melalui para wakilnya di parlemen mendukung kemerdekaan Palestina dari konflik berkepanjangan dengan Israel, mengutuk tindakan Tiongkok terhadap Muslim di Uighur, serta mengutuk tindakan Myanmar terhadap etnis Rohingnya.

"Bukan bermaksud mencampuri urusan dan kedaulatan negara lain, melainkan semata untuk membebaskan umat manusia dari penderitaan, serta membumikan kedamaian di muka bumi ini," kata Bamsoet.

Oleh karena itu, Bamsoet mengajak parlemen Arab Saudi memperkuat kerja sama dan bergandengan tangan dengan parlemen Indonesia khususnya di organisasi parlemen negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI)/ The Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) dan Forum Majelis Syuro Sedunia yang akan dibentuk nanti maupun di berbagai organisasi dunia lainnya untuk senantiasa mempromosikan perdamaian dunia. Semangat perdamaian juga sejalan dengan semangat Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin.

"Parlemen Arab Saudi dan Indonesia harus bergandengan tangan dan menjadi lokomotif parlemen dunia dalam mewaspadai berkembangnya potensi radikalisme dan ekstrimisme yang mengatasnamakan ajaran Islam. Sehingga Islam tak tercoreng. Islam merupakan sumber perdamaian dunia, bukan sumber pertikaian," pungkas Bamsoet.(boy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler