Makam Jawara Betawi di Jalan Umum, Begini Ceritanya

Minggu, 21 Juni 2020 – 06:17 WIB
Warga melintas di dekat makam yang berada di jalan umum kawasan Pisangan Lama, Jakarta Timur, Selasa (16/6/2020). Foto: ANTARA/HO-Kelurahan Pisangan Timur

jpnn.com, JAKARTA TIMUR - Makam seorang jawara Betawi bernama Mardjuki terletak di jalan umum kawasan Pisangan Lama, Pulogadung, Jakarta Timur.

Hingga saat ini, makam berikut batu nisannya masih terpasang utuh di tepi jalan umum RT 03/RW 04, Pisangan Lama, Kelurahan Pisangan Timur, Pulogadung.

BACA JUGA: Makam Jawara Betawi di Jalan Umum, Muncul Perdebatan di Internal Keluarga

Jawara Betawi bernama Mardjuki itu dikuburkan di sana pada 1940.

Keluarga almarhum mengemukakan keberadaan sejumlah makam di jalan umum di Pisangan Lama, Pulogadung, Jakarta Timur, terjadi akibat alih fungsi lahan.

BACA JUGA: Ada Makam di Jalan Umum Pulogadung, Oh Ternyata Jawara Betawi

"Dulu ada kebun, tanah kosong yang diwakafkan menjadi pemakaman warga, lalu ke sini-sininya muncul kontrakan," kata keluarga almarhum, Safitriani (36) di Jakarta, beberapa hari lalu.

Perempuan yang disapa Fitri itu adalah cicit dari Almarhum Mardjuki.

BACA JUGA: Beberapa Jenis Pekerjaan PNS dan PPPK Akan Hilang, Siap-siap ya

Makam kakek buyut Fitri berdampingan dengan makam lainnya atas nama Nasyir.

Tidak jauh dari dua makam itu terdapat satu makam lainnya tanpa batu nisan di antara lintasan jalan beraspal.

"Kata nenek saya, makam itu sudah ada sejak 80 tahun yang lalu. Itu pemakaman warga daerah Pisangan. Kan orang Betawi banyak tanahnya," katanya.

Seiring waktu, kepadatan penduduk di lingkungan setempat mengakibatkan area pemakaman warga beralih fungsi menjadi kawasan padat hunian.

Fitri mengatakan sebagian rumah penduduk di RT 03 RW 04 banyak yang berdiri di atas kuburan, meskipun sebagian jasad telah direlokasi pihak keluarga.

Sejak Fitri kecil, hunian kian bertambah di lokasi itu serta jaringan jalan semakin meluas.

"Makam kakek buyut saya itu adanya tepat di depan rumah artis Abdel (putra dari Mamah Dedeh)," katanya.

Terkait kesediaan Pemkot Jakarta Timur untuk merelokasi makam, Fitri mengaku tidak berwenang menyampaikan pendapatnya.

"Nenek saya masih hidup sampai sekarang, mungkin bisa juga om saya yang berpendapat," katanya. (antara/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler