Makam Siswa SMK yang Tewas Ditembak Polisi Sudah Digali

Sabtu, 30 November 2024 – 01:11 WIB
Proses ekshumasi makam terduga korban penembakan GRO (17) di TPU Bangunrejo, Desa Saradan, Kecamatan, Karangmalang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Jumat (29/11/2024). ANTARA/Aris Wasita

jpnn.com - Makam GRO (17), siswa SMK Negeri 4 Semarang yang jadi korban penembakan oknum polisi, telah digali dalam proses ekshumasi di TPU Bangunrejo, Desa Saradan, Kecamatan, Karangmalang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah (Jateng), Jumat (29/11/2024).

Polda Jateng memastikan penanganan kasus dugaan penembakan siswa SMKN 4 Semarang itu berjalan transparan.

BACA JUGA: Siswa SMK Tewas Ditembak Polisi, Kuburannya Akan Digali untuk Ekshumasi

Hal itu disampaikan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah Kombes Dwi Subagio di sela proses ekshumasi makam korban.

Kombes Dwi mengatakan sesuai arahan Kapolda Jateng Irjen Ribut Hari Wibowo bahwa penegakan hukum adalah yang utama.

BACA JUGA: Polisi Tembak Mati Siswa SMKN 4 Semarang, Keluarga Korban Lapor ke Polda Jateng

"Perkara terkait dengan kasus penembakan di Semarang, beliau menyatakan kita harus transparan. Siapa yang berbuat kalau memang itu ada tindakan yang salah dia harus bertanggung jawab," ujarnya.

Dia menyampaikan bahwa ekshumasi tersebut merupakan bagian dari proses penanganan yang transparan.

BACA JUGA: Prabowo Bukan Omon-Omon! Anggaran Kesejahteraan Guru Naik Rp 16,7 T

"Prinsipnya kami transparan dan proses jalan terus," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Kabiddokes Polda Jateng Kombes Agustinus mengatakan hasil dari proses ekshumasi tersebut akan segera diserahkan kepada penyidik.

"Hasil ekshumasi diupayakan besok sudah bisa diserahkan ke penyidik," katanya.

Disinggung soal dugaan keluarga korban bahwa peluru masih bersarang di tubuh korban, dia mengaku belum dapat memberikan kejelasan.

"Besok hasilnya kami serahkan ke penyidik, karena saya juga belum mendapatkan laporan hasil dari para dokter forensik yang terlibat," ucapnya.

Dalam proses tersebut, pihak kepolisian melibatkan satu dokter forensik utama serta kolaborasi dengan Fakultas Kedokteran dari sejumlah perguruan tinggi.

"Kami kolaborasi dengan Undip Semarang, UNS Surakarta, dan Unissula Semarang," katanya.

Dia mengatakan proses ekshumasi tersebut berlangsung sekitar 2-3 jam.

"Yang lama menggalinya, kalau fokusnya, kan, jelas, autopsi itu kan mencari sebab kematian," kata dia.

Mengenai kondisi jenazah yang hampir sepekan dimakamkan, dia mengatakan tidak ada kesulitan berarti.(ant/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler