jpnn.com - Anda salah satu penggemar cabai? Keberadaan cabai begitu penting untuk masyarakat, terlebih bagi mereka yang menyukai rasa pedas.
Cabai ampuh menghadirkan sensasi tersebut, sehingga mereka yang mengonsumsinya pasti akan makin berselera untuk makan.
BACA JUGA: Harga Cabai dan Ayam Potong Naik Lumayan
Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan. Di beberapa daerah seperti Sumatera Barat misalnya, cabai bahkan dianggap sebagai bahan makanan pokok.
Cabai kaya akan kandungan vitamin A dan vitamin C serta minyak atsiri kapsaisin, pencipta rasa pedas dan mampu memberikan kehangatan panas bila digunakan untuk rempah-rempah, contohnya bumbu dapur. Lewat kandungan tersebut, cabai dipastikan memiliki sejumlah manfaat bagi tubuh.
BACA JUGA: Ketersediaan dan Pasokan Cabai Aman hingga Lebaran
Namun, apa jadinya kalau cabai yang Anda makan adalah cabai terpedas di dunia? Apakah jenis satu ini sama dengan yang lainnya, mampu memberikan manfaat buat tubuh?
Carolina Reaper, cabai terpedas di dunia
BACA JUGA: Ini Loh Manfaat Cabai untuk Kecantikan, Berani Coba?
Sebuah Jurnal Kasus BMJ minggu ini melaporkan tentang sesuatu yang membuat Anda takut untuk memakan makanan super pedas.
Menurut para dokter di Bassett Medical Center, Cooperstown, New York, Amerika Serikat, ada salah satu pasien di sana yang menderita sakit kepala luar biasa menyakitkan setelah makan cabai terpedas di dunia.
Semuanya berawal saat pria 34 tahun yang dirahasiakan namanya itu memasuki kontes makan cabai. Saat itu dia mengonsumsi Carolina Reaper. Cabai berbentuk agak bulat, mengerut dan merah ini memegang Guinness World Record sebagai jenis terpedas di dunia dengan kandungan kapsaisin tertinggi.
Kontes pun dimulai, kemudian pria tersebut lahap memakan Carolina Reaper. Tak berapa lama kemudian, ia segera mengalami rasa sakit kepala dan leher yang kuat. Rasa sakit itu kian memburuk dan muncul lagi di hari-hari berikutnya, hingga dirinya berakhir di ruang gawat darurat sebuah rumah sakit.
CT scan menunjukkan bahwa beberapa arteri di otak pria tersebut jadi menyempit akibat Carolina Reaper. Kalangan medis menyebutnya sebagai “thunderclap headache” atau sakit kepala yang luar biasa.
Untung, sakit kepala pasien hilang dengan sendirinya, ketika arterinya kembali normal beberapa minggu kemudian. Seberapa bahaya sakit kepala tersebut?
Thunderclap headache, sakit kepala bagaikan petir
Menurut Troy Madsen, peneliti kesehatan dari Universitas Utah, sakit kepala thunderclap datang dengan sangat tiba-tiba dan biasanya berlangsung kurang dari lima menit. Penamaannya menggunakan embel-embel “thunder” karena konon, rasa sakitnya seperti disambar petir.
"Mereka memukul Anda seperti sambaran. Tiba-tiba saja, entah dari mana, rasa sakit tersebut mencapai intensitas maksimum dalam hitungan detik," katanya.
Beberapa kasus sakit kepala thunderclap, terjadi tanpa penyebab yang diketahui dan dianggap jinak. Ia dapat terjadi sebagai akibat dari stroke, pendarahan setelah cedera kepala, atau perubahan tekanan darah yang tiba-tiba. Pada sekitar 10 persen kasus, Madsen mengatakan bahwa sakit kepala ini bisa menandakan aneurisma otak yang pecah.
“Thunderclap headache bisa muncul begitu cepat. Rasanya berbeda dengan migrain atau jenis sakit kepala lain yang datang secara perlahan, menaik, hingga makin menjadi-jadi," ujar Madsen.
Hindari sakit kepala dan gangguan kesehatan lainnya akibat makan cabai. Anda bisa mengonsumsi air hangat, susu, hingga buah-buahan untuk meredakan efek pedas pada lidah.Tentu saja, jika sakit kepala itu terus berlanjut, segera periksa ke dokter.(RS/ RVS)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Makan Makanan Superpedas Berbahaya loh, Ini Penjelasannya
Redaktur & Reporter : Yessy