jpnn.com - Untuk para penggemar pasta, Anda bisa sedikit bernapas lega karena pasta tak lebih “jahat” dari nasi yang memiliki indeks glikemik cukup tinggi. Bahkan, dikabarkan bahwa konsumsi pasta bisa bikin tubuh lebih langsing, lho!
Anda yang hobi makan pasta – seperti spageti, fetucini, makaroni, atau jenis pasta lainnya - berita ini pasti jelas menggembirakan. Namun, sebelum langsung memesan atau memasak pasta untuk makan malam, ada baiknya baca terus artikel ini selengkapnya untuk mengetahui kaitan antara pasta dan penurunan berat badan.
BACA JUGA: Benarkan Makan Pasta Bisa Membantu Turunkan Berat Badan?
Pasta adalah bahan makanan yang termasuk ke dalam kelompok karbohidrat. Tentunya Anda tahu bahwa makanan yang mengandung karbohidrat indentik dengan indeks glikemik tinggi. Salah satu contohnya adalah nasi putih, sehingga kerap dijauhi oleh orang-orang yang sedang diet, khususnya diet rendah indeks glikemik.
Bagaimana pasta bisa bikin tubuh langsing?
BACA JUGA: Suka Makan Pasta? Ketahui Faktanya!
Belum lama ini, sebuah penelian metaanalisis (mengontraskan dan mengombinasikan hasil dari berbagai kajian untuk memperoleh pola tertentu) yang dipublikasikan dalam jurnal medis “BMJ Open” membahas kaitan antara pasta dan berat badan.
Penelitian ini menyebut bahwa konsumsi pasta sebagai bagian dari diet rendah indeks glikemik tidak memiliki hubungan dengan adanya peningkatan berat badan. Sejumlah 2.488 partisipan dari data yang dikumpulkan dari 30 uji coba terkontrol diteliti, dengan cara membandingkan konsumsi pasta dan perubahan berat badan serta indeks massa tubuhnya.
BACA JUGA: Pasta Bisa Bantu Menurunkan Berat Badan, Ini Penjelasannya
Para partisipan diminta hanya mengonsumsi pasta sebagai sumber karbohidrat sekaligus menjalani diet rendah indeks glikemik. Hasilnya, terdapat sedikit penurunan berat badan pada partisipan yang mengonsumsi pasta dengan regimen tersebut (yaitu 0,5 kg selama rentang waktu 12 minggu). Sehingga, penelitian ini menarik kesimpulan bahwa pasta tidak memiliki kontribusi terhadap penambahan berat badan atau penimbunan lemak.
Secara umum, pasta memang diketahui memiliki indeks glikemik yang terbilang rendah, terutama jika dibandingkan dengan makanan lain yang bersumber dari tepung gandum seperti roti tawar putih. Ini artinya, gula yang diperoleh tubuh melalui konsumsi pasta akan diproses secara bertahap, tanpa menimbulkan lonjakan gula darah mendadak.
Anda pun akan kenyang lebih lama sehingga mencegah makan berlebihan pada sesi makan berikutnya. Ini tentunya dapat membantu diet yang Anda jalankan.
Perhatikan juga porsi makan pasta
Meski penelitian tersebut membuat para penikmat pasta bersukacita, tapi penelitian ini masih terbatas. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, penelitian ini hanya mengkaji kombinasi pasta sebagai sumber karbohidrat yang konsumsinya dibarengi dengan diet rendah indeks glikemik.
Masih diperlukan penelitian lanjutan untuk menjawab pertanyaan mengenai kaitan antara pasta dan penurunan berat badan lebih jauh seperti: apakah efek konsumsi pasta akan sama jika dikombinasikan dengan jenis diet lain, atau apakah pasta benar-benar bisa membantu menurunkan berat badan.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah porsinya. Pasta dapat berperan dalam mengurangi berat badan jika dikonsumsi dalam takaran yang tepat. Sedangkan, bila dikonsumsi terlalu berlebihan, pasta tetap dapat menyebabkan timbunan lemak, apalagi jika dikombinasikan dengan daging merah, daging olahan, krim, atau keju tinggi lemak.
Meski tak benar-benar berkontribusi secara langsung bikin tubuh lebih langsing, tapi para penggemar pasta tetap bisa lebih tenang. Ini karena pasta tak lebih “jahat” ketimbang nasi putih yang mengandung indeks glikemik tinggi.
Tentunya, konsumsi pasta ini tetap harus dibarengi dengan bahan makanan sehat lainnya secara seimbang. Sertai juga dengan komponen pola hidup sehat lainnya seperti rutin berolahraga, agar berat badan yang ideal serta tubuh yang langsing bukan lagi hanya sebatas impian.(RN/ RVS/klikdokter)
Redaktur : Tim Redaksi