Makin Banyak Perempuan Bekerja, tetapi Muncul Masalah Baru

Rabu, 19 Agustus 2020 – 12:18 WIB
Para pekerja kantoran di Jakarta saat pulang kerja. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.co

jpnn.com, JAKARTA -
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan bonus demografi memberikan dampak positif bagi Indonesia.

Direktur Pemberdayaan Ekonomi Keluarga BKKBN Eli Kusnaeli mengatakan Indonesia memiliki peluang untuk terus maju pada saat pandemi COVID-19 dengan memanfaatkan bonus demografi yang ada.

BACA JUGA: Ada Perempuan Mengaku Diperkosa Aktor Beken, 2 Kali

"Bonus demografi ini, jumlah yang menjadi tanggungan lebih sedikit atau angka ketergantunggannya di bawah 50 persen," kata Eli Kusnaeli saat diskusi daring di Jakarta, Rabu (19/8).

Ia mengatakan berdasarkan grafik yang ada, dependency ratio atau angka ketergantungan Indonesia sejak 2010 terus mengalami penurunan dan diperkirakan hingga 2030.

BACA JUGA: Bursah Zarnubi: Pemerintah Harus Memaksimalkan Bonus Demografi

Pada 2010 angka ketergantungan tercatat 50,5 persen kemudian turun menjadi 48,6 persen pada 2015, 47,2 persen pada 2020, 47,2 persen di 2025 dan puncaknya 46,9 persen di 2030.

"Artinya jumlah penduduk yang produktif akan lebih tinggi dari pada yang tidak produktif. Namun, angka ketergantungan kembali naik di posisi 47,3 persen di 2035," katanya.

BACA JUGA: Saran Neta IPW untuk Jokowi dalam Menghadapi KAMI

Ia mengatakan terdapat sejumlah keuntungan dari depedency ratio di bawah 50 persen. Pertama, beban ketergantungan akan lebih rendah.

Artinya, setiap keluarga akan mampu melakukan investasi, mampu mencukupi gizinya, mampu memenuhi kebutuhan pendidikan dan kebutuhan kesehatan.

Dengan demikian, setiap keluarga di Tanah Air diharapkan akan semakin produktif dan berkualitas.

Angka depedency ratio yang kecil disebabkan oleh keluarga di Indonesia memiliki jumlah anak yang sedikit.

Di balik sisi positif tersebut, ujar dia, konsekuensinya ialah kelompok perempuan berpeluang besar masuk dunia kerja.

Pada saat perempuan masuk ke dalam dunia kerja, maka masalah yang muncul adalah perannya sebagai ibu atau pengasuh akan terkendala.

Oleh karena itu, BKKBN menyarankan agar kelompok perempuan bekerja di sektor non formal sehingga bisa bekerja dari rumah sekaligus mengasuh anak. (antara/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler