Saran Neta IPW untuk Jokowi dalam Menghadapi KAMI

Rabu, 19 Agustus 2020 – 07:02 WIB
Ketua Presidium IPW Neta S Pane. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintahan Presiden Jokowi, terutama TNI dan Polri, tidak perlu khawatir terhadap terbentuknya KAMI (Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia) yang telah dideklarasikan Selasa (18/8) kemarin.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengingatkan jangan sampai ada tindakan represif aparat terhadap tokoh-tokoh KAMI.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: KAMI dan Gatot Nurmantyo Mulai Garang, FPI Ikut Bersatu, Bang Ruhut Yakin Layu Sebelum Berkembang

"Pemerintah Jokowi dengan aparatur TNI Polri-nya tidak perlu menanggapi kehadiran KAMI dengan sikap represif," kata Neta S Pane kepada JPNN.com, Rabu (19/8).

Neta mengatakan apa dilakukan tokoh-tokoh yang tergabung dalam KAMI adalah wujud dari hak berdemokrasi anak-anak bangsa yang dijamin undang-undang.

BACA JUGA: Tuntutan KAMI Soal Komunis Ibarat Melihat Hantu di Siang Bolong

Menurut Neta, sikap kritis dan mengkoreksi sikap, perilaku, dan kinerja jajaran pemerintahan adalah bagian dari kepedulian anak-anak bangsa terhadap bangsa ini maupun rakyat Indonesia.

"Pemerintah santai dan slow saja menanggapinya, toh KAMI bukan akan menjadi milisi sipil seperti di beberapa negara Afrika atau menjadi Taliban di Afghanistan, tetapi KAMI hanya sebuah gerakan intelektual sipil yang peduli dengan bangsa ini," paparnya.

BACA JUGA: Kapan KAMI Bergerak? Tunggu Komando dari 3 Tokoh Ini

Neta menjelaskan di era Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono, sejumlah tokoh termasuk dirinya pernah mendirikan MKRI (Mejelis Kedaulatan Rakyat Indonesia).

Menurut Neta, pemerintah SBY sempat khawatir MKRI akan melakukan gerakan perlawanan, sehingga saat akan melakukan demo, aparat keamanan menurunkan panser militer dan Polri di sejumlah titik Ibu Kota Jakarta.

Padahal, kata dia, MKRI hanya melakukan orasi dan bagi-bagi sembako di depan markas YLBI.

Menurutnya, sikap pemerintah yang terlalu cemas dan paranoid itu adalah hal biasa karena mereka tidak mau kecolongan hingga terjadi kekacauan di ibu kota.

Nah, Neta berpendapat, hal itu pula yang terjadi di jajaran pemerintahan saat melihat sejumlah tokoh hadir dalam deklerasi KAMI.

"Sebab itu IPW berharap pemerintah, TNI, dan polri slow saja menanggapi kehadiran KAMI," kata Neta.

Seperti diketahui, KAMI resmi dideklarasikan di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (18/8).

Deklarasi dilanjutkan penyampaian Maklumat Menyelamatkan Indonesia oleh sejumlah tokoh.

Deklarasi dihadiri banyak tokoh antara lain, Din Syamsuddin, Gatot Nurmantyo, Rochmat Wahab, dan lainnya. (boy/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler