jpnn.com, PYONGYANG - Pemimpin Korea Utama Kim Jong Un kembali tampil apa adanya dan menunjukkan kelemahan saat membuka kongres Partai Buruh, Selasa (5/1).
Dalam pidatonya, cucu pendiri Korut Kim Il Sung itu menyatakan bahwa rencana ekonomi lima tahunan yang ia canangkan telah gagal mencapai target dalam hampir setiap sektor.
BACA JUGA: Tahun Baru ala Kim Jong Un: Tulis Surat untuk Rakyat hingga Ziarah Makam
"Strategi ini ditargetkan untuk tahun lalu, tetapi telah gagal mencapai tujuan di hampir semua sektor," kata Kim, seperti dikutip dari kantor berita negara, KCNA.
Untuk diketahui, seperti diktaktor lainnya dalam sejarah manusia, keluarga Kim memanfaatkan kekuasaannya untuk membangun citra pemimpin setengah dewa yang tidak memiliki kelemahan sedikit pun.
BACA JUGA: Murka kepada Menlu Korsel, Adik Kim Jong Un: Dia Harus Membayar Mahal
Propaganda tersebut yang membuat ulang tahun Kim Il Sung sampai sekarang masih jadi hari terpenting dalam kalender Korut dan dirayakan seluruh rakyat layaknya sebuah hari besar agama.
Karena itu, pernyataan Kim yang mengakui kegagalan, jelas sangat bertentangan dengan mitos kultus individu yang sudah dibangun kakek dan ayahnya.
BACA JUGA: Hampir Sebulan Menghilang, Kim Jong Un Muncul dengan Perintah Tegas
Kongres kali ini, yang dihadiri oleh 4.570 delegasi dan 2.000 pengamat, digelar hanya dua pekan sebelum pelantikan Presiden Terpilih Amerika Serikat Joe Biden pada 20 Januari mendatang.
Pertemuan politik itu, yang terakhir digelar oleh Kim pada 2016 lalu, menarik perhatian masyarakat internasional yang ingin menyaksikannya membuka rencana ekonomi lima tahunan baru serta memaparkan kebijakan terhadap Korea Selatan, juga kebijakan luar negeri.
Dalam pidato pembukaan, Kim menyebut bahwa negaranya telah mencapai kemenangan yang menakjubkan dengan meningkatkan kekuasaan dan martabat global sejak pertemuan terakhir partai empat tahun silam.
Kim merujuk keberhasilan itu pada kemajuan militer yang puncaknya pada 2017 berupa kesuksesan uji coba rudal balistik antarbenua dengan kemampuan untuk menyerang daratan AS, serta serangkaian pertemuan Kim dengan Presiden AS Donald Trump.
Namun strategi ekonomi lima tahunan yang dirancang pada 2016 itu telah gagal dilaksanakan, kata Kim, sehingga Korea Utara dimintanya untuk lebih mengandalkan negeri sendiri.
Di bawah rencana tersebut, Kim menyerukan agar pemerintah meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan memperluas sumber daya energi dalam negeri, termasuk energi nuklir, untuk menambah pasokan listrik.
Kim juga menggarisbawahi kebijakan byungjin untuk pengembangan senjata nuklir dan peningkatan ekonomi secara paralel.
Selagi melakukan konsolidasi kekuatan dengan serangkaian provokasi militer dan penghilangan orang, Kim juga berupaya untuk membangun persona "pemimpin rakyat" dengan secara terbuka mengakui beberapa kegagalannya.
Kim bahkan terlihat menangis ketika ia mengungkapkan rasa terima kasih kepada rakyat atas pengorbanan mereka, dalam parade militer pada Oktober 2020.
"Dia nampaknya telah mengambil keputusan strategis untuk mengakui kegagalan ekonomi sebagaimana dirinya juga dapat menyalahkan pada pandemi virus corona," kata Shin Beom-chul, pengamat senior dari Korea Research Institute for National Strategy di Seoul.
"Dengan melakukan hal tersebut, ia akan juga mengukuhkan sosoknya sebagai pemimpin yang dicintai rakyat," ujar Shin. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil