Makin Ruwet, Boneka Uni Emirat Arab Berbalik Musuhi Yaman

Selasa, 23 Januari 2018 – 10:51 WIB
Southern Transitional Council (STC) mengumumkan rencana mereka menggulingkan pemerintah Yaman. Foto: Al Jazeera

jpnn.com, ADEN - Bagi penduduk Yaman, perdamaian di negara tersebut seperti sebuah mimpi yang sulit menjadi nyata. Pertempuran tidak hanya terjadi antara pemberontak Houthi dan pemerintahan yang dipimpin Abd Rabbu Mansour Hadi. Di dalamnya masih ada kubu-kubu yang berseteru memperebutkan kekuasaan.

Dilansir Reuters, Minggu (21/1) kelompok Southern Resistance Forces (SRF) menyatakan pemberontakan.

BACA JUGA: Jerman Ogah Bantu Saudi Membantai Warga Yaman

SRF yang bersekutu dengan Uni Emirat Arab (UEA) itu sebelumnya bersatu dengan Hadi melawan pemberontak Houthi.

UEA adalah bagian dari pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi. Mereka menguasai separo Yaman wilayah selatan.

BACA JUGA: Saudi Janjikan Bantuan Rp 26 T untuk Yaman

SRF membentuk Southern Transitional Council (STC) alias Dewan Transisi Selatan dan berjanji menggulingkan pemerintahan Hadi dalam kurun waktu sepekan.

”SRF mendeklarasikan status darurat di Aden dan mengumumkan bahwa kami memulai proses untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah dan menggantinya dengan kabinet teknokrat.” Demikian bunyi pernyataan STC yang dilansir Al Jazeera.

BACA JUGA: Keluarga Emir Qatar Mengaku Disekap Uni Emirat Arab

Beberapa komandan pasukan keamanan yang dibentuk UEA menghadiri rapat STC dan menyatakan dukungannya. Belum diketahui bagaimana sikap UEA sebagai negara. Selama ini UEA dan Saudi adalah kawan dekat.

Aden merupakan basis pemerintahan Hadi. Wilayah itu berhasil diambil alih dari pemberontak Houthi dengan bantuan SRF pada 2015.

SRF menuding kepala pemerintahan, yaitu Perdana Menteri (PM) Ahmed bin Daghr, tidak bisa menjalankan fungsinya dan membuat negara berada di ambang bencana kelaparan.

Korupsi merajalela di tubuh pemerintah. SRF juga menuding pemerintahan Hadi menggunakan uang negara untuk melakukan kampanye melawan para pemimpin di wilayah selatan.

Pemimpin STC Aidarous Al Zubaidi menegaskan bahwa mereka memberikan waktu sepekan kepada Hadi untuk memecat Daghr dan membubarkan kabinet yang ada saat ini.

Jika hal itu tidak dilakukan, parlemen Yaman tidak diperbolehkan menggelar rapat di Aden maupun wilayah Yaman bagian selatan lainnya.

Larangan serupa berlaku untuk para pejabat dan militer pemerintahan Hadi. Sebagai gantinya, SRF akan menjadi pasukan utama di wilayah selatan Yaman dan akan membentuk institusi militer serta meningkatkan keamanan di wilayah tersebut. (sha/c10/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bom Saudi Bunuh 68 Warga Yaman dalam Sehari


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler