Makin Sulit Cetak Sawah Baru di Tenggarong

Sabtu, 12 Juli 2014 – 18:48 WIB

jpnn.com - TENGGARONG - Konversi lahan tak hanya didapati di kawasan izin perkebunan sawit maupun hutan tanam industri (HTI). Blok persawahan diduga banyak berubah fungsi. Tercatat belasan ribu hektare lahan tidur tersebar di 18 kecamatan di Kukar.

Wakil Ketua DPRD Kukar Baharuddin Demu pesimistis lahan tidur di Kukar dapat dicetak menjadi sawah baru. Hal itu karena sebagian sudah beralih fungsi menjadi areal pertambangan. Banyak pula sawah yang tercemar limbah emas hitam.

BACA JUGA: Pilu Ramadan, Ibu Hamil Tewas Saat Bawa Makanan ke Panti Asuhan

“Di daerah lain seperti di Jawa, lahan tidur masih bisa dicetak menjadi lahan persawahan. Di Kukar, lahan pertanian sudah terkepung perusahaan pengeruk batu bara. Sulit dijadikan sawah baru,” terangnya.

Dia menyebutkan, faktor yang membuat lahan tidur meningkat, seperti di Desa Bukit Pariaman, Buana Jaya, dan Mulawarman, di Kecamatan Tenggarong Seberang. Irigasi untuk mengaliri sawah petani adalah Bendungan Sungai Lampiri di Bukit Pariaman. Namun, kandungan lumpur sungai sudah sangat pekat.

BACA JUGA: Promosikan Kreasi Warga Dolly Bikin Bazar Ramadan

“Di sana ada seluas 460 hektare lebih sawah yang memakai air sungai untuk pengairan. Keluhan petani selama ini, air keruh sampai membentuk kerak lumpur di dinding beton irigasi,” jelasnya.                                 
Kini lanjut dia, produksi padi petani turun dari tujuh ton menjadi tiga ton setiap musim panen. Pencemaran air serupa diduga di Sungai Separi-Berambai. Di hulu sungai terdapat kegiatan pertambangan.

"Kami meminta audit perlakuan pengelolaan limbah semua perusahaan. Instansi berwenang jangan segan-segan mengambil langkah penertiban untuk perbaikan lingkungan," ujarnya.

BACA JUGA: Gundul Separo Dulu, Sisanya Tunggu 22 Juli

Untuk diketahui, aktivitas pertambangan di Tenggarong Seberang, Kukar, dituding menambah buruk daerah aliran sungai (DAS). Bahkan, dari laporan masyarakat biota di sungai tersebut, sudah tak mampu hidup. Selepas hujan, ikan mati.

“Sungai ini dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk kehidupan sehari dan mengaliri lahan pertanian. Namun akhir-akhir ini kualitas DAS itu sangat buruk,” terang Didik Agung Eko Wahono, ketua Komisi I DPRD Kukar, beberapa waktu lalu.

Dia menyebut, hujan semakin menambah buruk kualitas sungai membuat masyarakat tak berani menggunakan air sekalipun untuk mencuci. Kekeruhan air sangat tinggi.

“Ikan mengambang, satwa di sekitar sungai mungkin bernasib sama,” ujarnya. Didik menyebutkan,  Tenggarong Seberang adalah kecamatan yang memiliki izin pertambangan batu bara yang sangat luas. Tak kurang 60 perusahaan beroperasi.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian Kukar Sumarlan mengakui, banyaknya lahan yang beralih fungsi berdampak lahan tidur yang luas. Pengaruh pengalihan lahan seperti menjadi areal pertambangan batu bara atau perkebunan sawit membuat kondisi sawah selalu banjir.

“Lingkungan di sekeliling sawah sudah banyak yang terbuka sehingga limpasan air menimbulkan banjir. Panen bisa terus-terusan gagal,” ucapnya.

Dia mengatakan, lahan tidur ini bukan kebanyakan sudah beralih fungsi menjadi areal lain. Ada yang berubah lantaran dekat dengan aktivitas pertambangan, namun tak banyak. Lahan tidur lebih banyak disebabkan tidak diolah pemegang izin.

“Alat pertanian juga memengaruhi. Luas lahan tidur tidak akan bisa digarap hanya menggunakan cangkul. Siapa yang mampu,” ujarnya.

Kondisi lingkungan juga mulai memengaruhi sawah di Kukar seperti di Jonggon dan Kota Bangun. “Dua daerah ini dekat dengan pertambangan sehingga lahan rusak karena banjir,” terangnya.

Untuk diketahui, lahan tidur di Kukar tak banyak mengalami penurunan dua tahun belakangan. Sejauh ini, hanya 329 hektare yang kembali diusahakan dari luas lahan tidur pada 2010 yang mencapai 13.217 hektare. Sedangkan lahan fungsional mencapai 24.969 hektare dari potensi sawah pada 2011 seluas 35.221 hektare.

Sebulu adalah kecamatan dengan lahan tidur tertinggi, yakni 4.572 hektare, Sangasanga 2.624 hektare, dan Samboja 1.249 hektare. (adw/fel/k11)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sementara, Jokowi-JK Unggul di Bengkulu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler