Malam-Malam, Pak Ganjar Kedatangan Banyak Pemuda, Siapa Mereka?

Kamis, 29 Juli 2021 – 06:09 WIB
Gubernur Ganjar Pranowo bersama para tamunya. Foto: IG @ganjarpranowo

jpnn.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kedatangan tamu istimewa di rumah dinas Puri Gedeh Kota Semarang, Rabu (28/7) malam.

Mereka ada aktivis-aktivis mahasiswa dari enam organisasi pergerakan di Jateng.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Mahfud MD Bikin Heboh Lagi, Ada Permintaan dari Komjen Boy Rafli

Keenam organisasi itu antara lain Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI).

Kedatangan mereka membawa misi mulia, yaitu ingin berembuk bersama Gubernur Ganjar soal keterlibatan mahasiswa dalam penanganan Covid-19 di masyarakat.

BACA JUGA: KRI dr Soeharso Bawa Oksigen untuk Jateng, Pak Ganjar: Terima Kasih Sekali Atas Bantuan Ini

Pertemuan yang digelar di lobi rumah dinas Ganjar itu berlangsung hangat. Ditemani teh dan jajanan pasar, Ganjar yang hanya memakai kemeja polos dan bersarung itu tampak gayeng berbincang dengan para ketua dan pengurus organisasi kemahasiswaan yang tergabung di Kelompok Cipayung Jateng.

Mereka diskusi cukup lama, dan memberikan pandangan serta ide dalam rangka membantu pemerintah menangani pandemi ini.

BACA JUGA: Pak Ganjar tak Sabar Ingin Melihat Sekolah Impiannya di Tawangmangu

"Saya kedatangan tamu, kawan-kawan mahasiswa dari kelompok Cipayung Jateng. Mereka ini punya ide, membuat Gerakan Jateng Ayo Bangkit. Intinya, mereka ingin berkontribusi membantu pemerintah dalam penanganan Covid-19," kata Ganjar.

Dia menerangkan, ada banyak ide dan gagasan dari mahasiwa yang hadir ke rumah dinasnya itu. Kontribusi yang diusulkan juga konkret, misalnya mendistribusikan bantuan kepada masyarakat yang berhak, membuat konsultasi di bidang kesehatan atau telemedicine, berkontribusi pada bidang pendidikan dan lainnya.

"Ada juga yang tergerak untuk mendata UMKM terdampak, penyintas Covid-19 dan diajak jadi donor plasma konvalesen dan lainnya. Mereka bisa masuk ke persoalan-persoalan itu dan ingin membantu menyelesaikan. Saya rasa ini gerakan yang sangat bagus, karena ini kuliah kerja yang sangat nyata," tegasnya.

Ganjar memang sedang getol mengajak semua elemen masyarakat termasuk mahasiswa bersatu melawan pandemi dengan cara ikut berkontribusi, mendayagunakan kemampuan dan keahlian yang dimiliki masing-masing.

"Dan mahasiswa Jateng khususnya kelompok Cipayung ini tergerak. Mereka punya ide dengan model gerakan yang berbeda. Sangat berbeda. Saya apresiasi, karena mereka mau terjun ke lapangan secara langsung. Saya angkat dua jempol untuk mereka," pungkasnya.

Sementara itu, Koordinator Kelompok Cipayung Jateng, Badrun Nuri mengatakan, kedatangan mereka ke rumah dinas Ganjar untuk bersilaturahmi sekaligus menyampaikan beberapa hal terkait Covid-19. Mereka sepakat untuk bergerak bersama, berkolaborasi bersama untuk memutus mata rantai Covid-19 di Jateng.

"Sebagai mahasiswa, gerakan ini penting karena potensi mahasiswa banyak sekali. Jumlahnya juga banyak. Mahasiswa yang tergabung dalam organisasi sangat banyak, jadi kalau semuanya bergerak, maka hasilnya akan sangat positif," katanya.

Lebih lanjut, Ketua Ketua Umum DPD IMM Jateng ini menerangkan, mahasiswa sebagai generasi terdidik sangat penting berperan dalam penanganan pandemi. Dengan keilmuan yang dimiliki, mahasiswa pasti bisa melakukan aksi nyata.

"Apalagi kita masih sangat muda, maka penting sekali menyumbangkan gagasan dan tenaganya demi menyelesaikan problem kebangsaan pada saat ini," jelasnya.

Banyak ide dan rencana aksi dari Kelompok Cipayung untuk membantu penanganan Covid-19 di Jateng.

Ketua Umum Badko HMI Jateng-DIY Sahal Munir menerangkan, dari diskusi dengan Ganjar, mahasiswa dapat bergerak dalam beberapa sektor dalam penanganan Covid-19.

"Banyak yang kita usulkan untuk dieksekusi, di antaranya menjadi relawan program pemerintah, kita buat konsultasi online berkaitan dengan kesehatan, konsentrasi membantu pendidikan, kita bantu pendataan terhadap UKM terdampak dan ada gerakan mendata penyintas Covid untuk mau diajak donor plasma yang nantinya digunakan membantu penderita Covid lainnya," ucapnya.

Para ketua organisasi mahasiswa itu sepakat, bahwa mahasiswa memang dituntut kritis dengan segala kebijakan pemerintah. Akan tetapi, mahasiswa tidak boleh hanya mengkritik, mereka juga harus terlibat dalam menyelesaikan problem bangsa.

"Sebagai mahasiswa harus kritis, dengan segala kebijakan pemerintah. Tapi jangan lupa, bahwa kita harus ikut andil dalam menyelesaikan problem bangsa. Sekarang problemnya adalah Covid-19, jadi mari bersama-sama menyelesaikan," ucap Ketua DPD GMNI Jateng, Hendi Adisaputra. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler