jpnn.com, PELALAWAN - Harimau sumatra di Kabupaten Pelalawan, Riau, menyerang warga di Desa Serapung, Kecamatan Kuala Kampar.
Pada Sabtu lalu (3/9), warga bernama Nihar yang hendak buang air kecil menjadi sasaran binatang buas tersebut pada malam hari.
BACA JUGA: Demo Tolak Kenaikan BBM, Mahasiswa di Pekanbaru Punya 3 Tuntutan untuk Jokowi
Nihar merupakan pekerja PT Rimba Prima Mas. Awalnya pria berusia 41 tahun itu bermaksud kencing di belakang barak tempat kerjanya sekitar pukul 23.00 WIB.
“Malam itu korban berniat untuk buang air kecil ke kamar mandi di belakang baraknya,” kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Genman Suhefti Hasibuan, Senin (5/9).
BACA JUGA: Pria Ini Menyaksikan Sang Istri Diterkam dan Diseret Harimau Sumatra, Begini Ceritanya
Saat sedang berjalan menuju kamar mandi, Nihar dikagetkan oleh seekor harimau sumatra yang sudah ada di depannya. Karnivor itu dalam posisi siap menerkam.
“Harimau tersebut langsung berdiri dengan dua kaki belakang, sedangkan kaki depannya mencakar kepala bagian belakang korban,” tutur Genman.
BACA JUGA: Putri Candrawathi Mengaku Dilecehkan, LPSK Ungkap 6 Kejanggalan, Ini Beda dari Komnas HAM
Mujur, Nihar masih sempat berteriak minta tolong seusai diterkam macan itu. Teriakannya terdengar oleh rekan-rekan kerjanya yang langsung keluar untuk mengusir hewan pemangsa tersebut.
Setelah harimau pergi, Nihar langsung dibawa ke kantor Estate Serapung. Genman menjelaskan korban serangan macan itu mengalami robek pada kepala bagian belakang serta luka cakar di sekitar leher, pundak, dan kaki kiri.
Selanjutnya, Nihar dilarikan ke rumah sakit di Pangkalan Kerinci. "Korban mendapat perawatan medis di RSUD Selasih,” tutur Genman.
Untuk mengantisipasi serangan serupa terulang, BBKSDA Riau meminta pekerja PT Rimba Prima Mas tidak melakukan aktivitas di luar kamp.
"Tetap tenang dan selalu waspada serta tidak melakukan aktivitas sendirian di luar kamp. Jangan ada tindakan anarkistis terhadap satwa harimau sumatra," katanya.
Unit pelaksana teknis di bawah Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan itu juga juga memasang kamera jebakan atau trap camera untuk memantau pergerakan harimau sumatra di lokasi penyerangan terhadap Nihar.
BACA JUGA: Harga BBM Naik, Cabai Tembus Rp 100 Ribu Per Kilogram di Pekanbaru
“Segera mengandangkan atau menyingkirkan hewan ternak agar tidak memancing datangnya harimau sumatra,” katanya. (mcr36/jpnn)
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Rizki Ganda Marito