jpnn.com, KUALA LUMPUR - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meresmikan pondok pesantren An Nahdloh di Malaysia yang merupakan pesantren pertama milik organisasi Islam terbesar di dunia itu di luar negeri.
Ketua PBNU Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrur Rozi di Kuala Lumpur, Senin, mengatakan pondok merupakan sistem pendidikan asli asal Indonesia dan terbukti bisa berdiri di luar negeri.
BACA JUGA: Gus-Gus Nusantara Gelar Kegiatan Mengaji dan Tausiah Ramadan di Pondok Pesantren Bani Hasan
KH Ahmad Fahrur Rozi yang biasa disapa Gus Fahrur itu menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) serta warga NU di Malaysia, dan rasa syukur atas berdirinya pondok pesantren di atas lahan seluas dua hektare di Kampung Tanjung Sepat Darat, Selangor itu.
Ia mengatakan pondok pesantren tersebut berasal dari warga NU yang mayoritas merupakan anak migran dari Indonesia.
BACA JUGA: Pengasuh Pondok Pesantren Wanti-Wanti Penyelenggara Pemilu, Ini Penyebabnya
Mereka adalah aset masa depan NU yang harus terus dibesarkan, walaupun jauh dari tanah berdirinya organisasi tersebut, tuturnya.
PBNU meresmikan pondok pesantren An Nahdloh pada Minggu (21/5), bergandengan dengan mustaysar KH Said Aqil Siroj dan katib syuriah Habib Lutfi Alatas.
BACA JUGA: Sambangi Pesantren NU, Ketum KNPI Diberi Hadiah Buku Sunan Giri
Menurut Ketua Panitia Peresmian Pondok Pesantren An Nahdloh Nur Alamin, ribuan jamaah hadir dalam peresmian yang dimulai sejak pagi sampai dengan sore.
Setidaknya 15 bus dan ratusan mobil terparkir di sekitar area pondok pesantren saat peresmian. Itu merupakan bukti cintanya warga Indonesia di Malaysia terhadap pondok pesantren NU, kata Ketua PCINU Malaysia Rudi Mahfudz.
Menurut dia, apresiasi yang tinggi juga disampaikan oleh Menteri Besar Selangor Datuk Sri Amirudin bin Shari atas berdirinya pondok pesantren tersebut, dan sempat membincangkan masa depan pondok tersebut.
Pada kesimpulannya, masih banyak pekerjaan rumah dari PCINU Malaysia dan perangkatnya dalam mengelola pondok, ujar dia. Dan itu tugas yang tidak ringan, terlebih dengan banyaknya perbedaan sistem di Malaysia.
“Tapi kami yakin, PCINU tetap berjalan on the track mewujudkan pondok yang dicita-citakan bersama-sama,” ujar dia. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif