Malaysia Stop BBM, Krayan Lumpuh

Kamis, 05 Agustus 2010 – 12:31 WIB
SAMARINDA- Warga yang bermukim di perbatasan RI-Malaysia, tepatnya Kecamatan Krayan Induk dan Krayan Selatan, Kabupaten Nunukan dalam beberapa hari terkahir ini kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM)Ini lantaran pasokan ari Malaysia yang biasanya memenuhi kebutuhan masyarakat di dua wilayah itu terhenti

BACA JUGA: Gubernur Sumbar Dilantik di Garasi

Selama ini, banyak kebutuhan pokok warga Krayan dipasok dari Serawak, Malaysia secara tradisional

 
Camat Krayan Induk Samuel ST Padan mengatakan, dalam beberapa hari ini, pasokan BBM yang biasanya dari Malaysia, terhenti

BACA JUGA: Exxon Disebut Paksa Empat Kecamatan Jual Lahan

Karena, ada pergantian askar (tentara) dari Malaysia yang berjaga di perbatasan
Askar yang baru tersebut, melarang pasokan BBM ke Krayan

BACA JUGA: Bulan, Bayi 5 Bulan Derita Hydrochepalus



“Jadi sekarang ini enggak ada lagi bensin dan solar di sanaKantor pemerintahan, saya baru terima informasi hari ini (kemarin, Red.) sudah gelap,” katanya, Rabu (4/8)

Sampai saat ini, jelas dia, pasokan BBM dari dalam negeri belum ada yang masuk ke KrayanKarena itu, dia berharap, susbsidi yang selama ini dialokasikan untuk kebutuhan pokok dan ongkos angkut orang, bisa dialihkan sebagian ke BBM"Sekarang enggak ada sama sekali BBM di sana (Krayan),” ujarnya

Di kecamatan berpenduduk sekitar 7 ribu jiwa itu, harga premium dari Malaysia Rp 25 ribu per liter, pun demikian dengan harga solar

Tak hanya BBM, kebutuhan pokok lainnya juga mengalami hambatan pasokanSeperti gula dan minyak goreng dari SerawakDua kebutuhan pokok itu, hanya boleh masuk dengan jumlah yang dibatasi, 2 kilogram per orang

“Kita juga masih menunggu subsidi APBD tingkat II,” tuturnya

Untuk kebutuhan pokok tersebut, sebenarnya juga ada pasokan dari dalam negeriTapi, karena subsidi saat ini belum turun, sehingga pasokan menjadi terganggu.  Padahal, kebutuhan pokok dari dalam negeri lebih murah ketimbang dari MalaysiaPerbedaan harga bisa mencapai Rp 10 ribu

Staf Ahli Gubernur Kaltim Bidang Hukum, Politik, dan Pemerintahan Yansen mengatakan, permasalahan di perbatasan tak hanya ituAda juga persoalan hubungan dagang Serawak-Kaltim yang sampai saat ini belum adaKondisi ini menyebabkan, hasil pertanian unggulan Krayan yang dijual keluar negeri justru diklaim oleh MalaysiaSeperti beras adan, ternak kerbau, dan garam Krayan

“Saya pernah lihat sendiri di sana (Malaysia, Red.) ada garam yang dilabeli Malaysia, padahal waktu saya tanya garam itu asalnya dari Krayan,” katanya

Dia menambahkan, soal perbatasan ini sebenarnya sudah ditangani Pemprov dengan komprehensifHanya saja, tambah dia, perlu kepedulian pusat, karena menyangkut perbatasan

“Soal perbatasan ini bukan cuma Kaltim, tapi pusat,” terangnya

Wakil Gubernur Farid Wadjdy yang dihubungi terpisah mengatakan, keluhan warga Krayan itu sudah dia terima dari Camat Krayan, saat pembukaan Diklat Camat se Kaltim pada Selasa (3/8)

Dengan adanya laporan itu, jelas dia, pihaknya langsung mengambil sikap dengan meminta Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM (Disperindagkop) Kaltim untuk mengkaji masalah ini bersama Badan Pengelolaan Kawasan Perbatasan Pedalaman dan Daerah Terpencil

“Dengan adanya kajian itu tentu akan ditemukan solusi yang tepat menuntaskan masalah iniMudah-mudahan bisa segera diselesaikanIni tak boleh dibiarkan,” terangnya.(far/fuz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kurir Sabu Malaysia Divonis Seumur Hidup


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler