jpnn.com, KUALA LUMPUR - Pencemaran limbah di Sungai Kim Kim, Kota Pasir Gudang, Johor, makin parah. Pemerintah terpaksa menutup 111 sekolah yang diduga terdampak gas beracun. Namun, desakan parlemen untuk menyatakan status darurat nasional belum dituruti.
Menurut Channel News Asia, penduduk yang terdampak polusi bahan beracun itu sudah mencapai 1.900 jiwa. Jumlah tersebut termasuk 390 orang yang masih dirawat di rumah sakit sejak gejala keracunan muncul 7 Maret lalu.
BACA JUGA: Slamet Tolak Tawaran Ratusan Juta dari Malaysia Demi Puyuh Indonesia
"Prioritas kami adalah keselamatan murid, guru, dan seluruh karyawan di sekolah. Kami terus menunggu kabar dari Kementerian Lingkungan Hidup," ujar Menteri Pendidikan Malaysia Maszlee Malik sebagaimana dilansir The Strait Times.
Legislator telah mendesak agar pemerintah segera menerapkan status darurat nasional. Dengan begitu, penanganan bencana itu bisa lebih intensif.
BACA JUGA: Siti Aisyah Tak Menyangka Bisa Pulang ke Indonesia
Namun, hal tersebut ditolak halus oleh Wakil Perdana Menteri Wan Azizah Wan Ismail. "Kami harus rapat lebih dulu untuk melihat opsi apa saja yang tersedia," ungkapnya.
Pemerintah memang cukup kalem dalam menangani masalah itu. Pada 10 Maret lalu, mereka sudah menangkap tiga tersangka yang diduga membuang limbah di jembatan yang melintasi Sungai Kim Kim 6 Maret lalu. Mereka terdiri atas pemilik pabrik bahan kimia, pemilik pabrik pembuangan limbah, dan pekerja pabrik pembuangan limbah.
BACA JUGA: Sah, Pengadilan Malaysia Bebaskan Siti Aisyah
"Saya rasa situasi masih terkendali," ujar Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menurut Reuters. (bil/c22/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... India Mendominasi Daftar Kota dengan Polusi Terparah di Dunia
Redaktur & Reporter : Adil