”Kami menangkap ikan sekitar 70 mil dari Tarakan, tepatnya di kawasan perairan AmbalatSementara kami mencari ikan, tiba-tiba kapal perang Malaysia datang dan memerintahkan kami segera meninggalkan perairan itu,” kata Rudi, yang dibenarkan tiga rekannya, masing-masing; Ambo, Adras, dan Pardi.
Bahkan menurut mereka, TLDM itu tak sekadar mengusir dari kawasan Ambalat tempat mereka mencari ikan, tetapi juga mengancam akan menembak jika nelayan asal Beringin III Tarakan itu kembali mencari ikan di kawasan Ambalat
BACA JUGA: Sisa Jemaah Sumsel Telantar Gabung Jatim
Tak puas hanya dengan mengancam, keempat nelayan mengaku dipaksa menandatangani surat pernyataan yang intinya, tidak akan kembali mencari ikan di kawasan Ambalat.”Kami disuruh naik ke atas kapal perang, lalu diinterogasi
BACA JUGA: Pengacara : Ramli Bukan Pengambil Kebijakan
Warga yang tinggal di RT 5, Kelurahan Selumit Pantai ini mengaku trauma atas kejadian yang dialaminya
BACA JUGA: Mendagri Tak Langsung Setujui DPRD Tapsel
Nelayan tersebut mencari ikan menggunakan kapal ikan bernama ”Aldi Jaya II” yang berbobot 6 GT dengan panjang kapal 15 meterTak dinyana, sebuah kapal perang Malaysia menghampiri mereka dan memintanya naik di atas kapalMereka diinterogasi lalu disuruh membuat surat pernyataanBahkan menurut Rudi, ikan sebanyak 50 kg serta 1 slop rokok disita petugas TLDM.
Keempat nelayan yang tengah diperiksa di atas kapal itu, ternyata bernyali jugaMereka sempat melawan dengan kata-kata”Kami mencari ikan bukan di perairan Malaysia, tetapi kami sedang berada di perairan Indonesia,” tegasnya di hadapan tentara laut Malaysia yang memeriksanya
Karena ngotot, Rudi sempat ditonjok oleh salah seorang tentara di kapal perang Malaysia ituDitemui di atas kapal di Beringin III RT 5 Tarakan pagi kemarin, Rudi dan kawan-kawannya menjelaskan, bahwa pengusiran yang dilakukan tentara laut Malaysia itu benar-benar membuat mereka takut untuk kembali melaut.
“Namun, saya langsung ditonjok dan diperingati kembali agar tidak melakukan penangkapan ikan di daerah tersebut,” tutur nelayan yang baru tiba di Tarakan sekitar pukul 16.00 Wita, Sabtu (30/5)
“Kami ingin pihak AL bisa mencari solusi permasalahan ini, karena yang mengalami kejadian naas seperti ini bukan hanya kami, tetapi sudah banyak nelayan yang alami, namun tidak berani mengungkapkannya ke media,” tuturnya.(kik)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendagri : Sjachroedin ZP Dilantik 2 Juni
Redaktur : Tim Redaksi