Malinau Unggulkan Wisata Back To Nature

Senin, 14 April 2014 – 22:22 WIB
Pemkab Malinau memanfaatkan even Aitis 2014 di Jakarta International Expo, Kemayoran, yang dibuka Senin (14/4) untuk mempromosikan keunggulan daerahnya. Malinau menargetkan jumlah kunjungan wisatawan ke daerah tersebut terus meningkat. Foto: Rajabsyah/Radar Tarakan

jpnn.com - JAKARTA - Pemerintah Kabupaten Malinau bertekad agar jumlah kunjungan wisatawan ke daerah tersebut terus meningkat. Kegiatan yang digelar Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) di Jakarta International Expo, Kemayoran, yang dibuka Senin (14/4) tidak disia-siakan untuk mempromosikan potensi yang ada di Malinau.

“Bupati sudah menyatakan bahwa kita punya tiga komitmen daerah, yakni menjadikan kabupaten Malinau sebagai daerah revitalisasi pertanian, sebagai kunjungan wisata dan ketiga menjadikan rumah sakit daerah sebagai rumah sakit rujukan,” kata Sekretaris Kabupaten Malinau, Adri Patton kepada JPNN, Senin (14/4).

BACA JUGA: Besok Gerhana Bulan Total

Khusus komitmen menjadikan sebagai daerah kunjungan wisata, menurut Adri Patton, yang terpenting sekarang adalah Kabupaten Malinau bisa memberikan promosi yang lebih baik. Misalnya melalui kegiatan Apkasi International Trade and Investment Summit (Aitis) 2014.

Bumi Intimung -- sebutan Kabupaten Malinau memiliki berbagai macam etnis budaya yang unik yang tidak dimiliki daerah lain. Selain itu, Malinau juga mengunggulkan wisata back to nature yang tidak ada di daerah lain.

BACA JUGA: Truk Roda 10 Lindas Bayi, Sopir Dipukuli

"Kami telah menetapkan tiga desa menjadi Desa Wisata, yaitu Sedulang, Alango, dan Apau Ping. Objek wisata yang ada di sana benar-benar alami," terangnya.

Keunggulan lainnya yang membuat Kabupaten Malinau tersohor di dunia adalah keberadaan 1,3 juta hektar hutan konservasi Kayan Mentarang. Kawasan ini kata Adri Patton telah diakui sebagai paru-paru dunia.

BACA JUGA: Tujuh Warga Keracunan Putas

"Banyak keunggulan di Kabupaten Malinau. Tentu saja dengan keberadaan wisata alam yang dikembangkan secara baik atau back to nature, Indonesia harus memperhatikan Malinau. Bahkan dunia harus memperhatikan Malinau," ujarnya.

Tak dipungkiri, selama ini sudah banyak lembaga atau NGO hingga dari luar negeri datang ke Malinau untuk menjaga hutan Malinau yang telah diakui sebagai paru-paru dunia. Namun menurut Adri Patton, itu semua belum cukup.

"Dunia harus berkonstribusi kepada Malinau yang memiliki paru-paru dunia," harapnya.

Ia juga berharap, pemerintah RI dapat mencontoh negara tetangga Malaysia dalam memperlakukan objek wisata alam yang dikemas secara modern dengan tetap menjaga kelestarian alamnya. Seperti Langkawi Island. Di sana hutannya juga masih perawan, tapi bisa dibangun infrastruktur yang mendukung banyak wisatawan berkunjung ke daerah tersebut.

"Ada hotel bintang lima dibangun di sana dan infrastruktur yang mendukung sektor pariwisata. Semestinya kita juga bisa melakukan hal yang sama, bahkan lebih dari itu. Kebijakan itu bukan tidak boleh, tapi bagaimana semua lini bisa saling mendukung tanpa mengabaikan pentingnya menjaga kelestarian alam yang masih alami," urai Adri Patton.

Pemkab Malinau sendiri, lanjut dia, memiliki kebijakan mendukung komitmen Bupati Yansen TP agar daerah tersebut banyak dikunjungi wisatawan. Seperti program Gerdema (Gerakan Desa Membangun). Lebih 100 desa di Kabupaten Malinau diharapkan bisa mengembangkan keunggulan lokal di daerah masing-masing. Ini selaras dengan revitalisasi pertanian yang menjadi program prioritas pemda setempat.

"Tiap tahun kita memberikan dana kepada desa mencapai Rp 1,2 miliar. Tahun ini bahkan akan ditingkatkan lagi," ujarnya.(ris/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mayat Bayi Ngapung di Irigasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler