jpnn.com, FLORIDA - Investigasi terbaru penembakan massal di SMA Marjory Stoneman Douglas, Parkland, Florida, Amerika Serikat, mengungkap fakta mengecewakan tentang Scot Peterson.
Saat pembantaian yang menewaskan 17 orang tersebut berlangsung, dia sedang mengemban tugas sebagai penjaga keamanan di sekolah yang memiliki sekitar 3.000 siswa itu.
BACA JUGA: Dua Hari Dengarkan Curhat Warga, Trump Akhirnya Luluh Juga
”Dia menjadi satu-satunya petugas berseragam dan bersenjata yang berjaga di sekolah tersebut. Dan, dia tidak melakukan apa yang seharusnya dia lakukan,” ujar Sheriff Broward County, Scott Israel.
Seharusnya, menurut Israel, Peterson masuk ke gedung tiga lantai yang menjadi lokasi penembakan. Sebagai petugas, dia juga seharusnya menjadi orang pertama yang menghentikan Cruz.
BACA JUGA: Parlemen Florida tetap Izinkan Senapan Serbu Dijual Bebas
Sayangnya, Peterson tidak melakukan itu. Dan, Cruz bebas melancarkan aksi kejinya.
”Petugas kami tiba di lokasi kejadian sekitar 90 detik setelah terdengar tembakan. Tapi, dia hanya berkeliling di luar gedung selama sekitar empat menit. Aksi penembakan itu berakhir dalam waktu enam menit,” terang Israel kepada Reuters.
BACA JUGA: Pembantai 17 Orang di Florida Minta Tak Dihukum Mati
Atas pilihannya untuk tidak berbuat apa-apa, Peterson pun kena sanksi berat. Dia kemudian memilih untuk mengundurkan diri. (hep/c6/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Donald Trump Didemo Anak Sekolah se-Amerika
Redaktur & Reporter : Adil