Mama Theodora, Harumkan Nama Ambon di Dunia Lewat Limbah Sisik Ikan

Selasa, 19 Maret 2019 – 13:00 WIB
Theodora Elsje Adelheid Agustin Matrutty alias Mama Theodora. Foto: Natalia Laurens/JPNN

jpnn.com, AMBON - Limbah sisik ikan bagi sebagian orang mungkin hanya sekadar sampah yang tak layak dimanfaatkan. Tapi tidak bagi Theodora Elsje Adelheid Agustin Matrutty. 

Lewat tangan perempuan yang akrab disapa Thea alias Mama Theodora itu, limbah sisik ikan berubah menjadi perhiasan cantik, bernilai bahkan membawa harum nama kota asalnya, Ambon.

BACA JUGA: Hebat, Baru Setahun Sudah Tembus Pasar Luar Negeri

Ya, Mama Theodora berhasil menyulap sisik ikan kakap merah atau istilah lainnya Etelis radiosus menjadi pernak - pernik perhiasan yang cantik dan mendulang rupiah tak sedikit dari produksinya itu.

BACA JUGA: Tangan Para Pekerja Difabel ini Hasilkan Karya Batik Unik

Berbagai perhiasan dihasilkand dari usaha Theodora ini. Mulai dari anting-anting dengan beragam warna dan bentuk, kalung, cincin, payet baju, dan bros.

"Saya melihat limbah perikanan yang belum dimanfaatkan akan menjadi sumber pencemaran lingkungan. Karena itu saya mencoba membuatnya jadi sesuatu yang menarik," kata Mama Theodora pada JPNN beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Raih Manfaat dari Orang yang Tidak Telaten

Dosen Fakultas Ilmu Perikanan Universitas Patimura Ambon itu kemudian berinisiatif mengumpulkan limbah sisik ikan kakap merah dari sisa pengolahan untuk produk makanan dari usaha miliknya. Itu dilakukan Thea sejak 2004 silam.

Semula dia ingin membuat produk fish and chips dari ikan kakap merah. ”Setiap kali mengolah ikan kakap merah, sisiknya harus dibersihkan. Setelah itu, sisik dibuang begitu saja. Karena itu saya coba cari cara agar sisik ikan menjadi berguna dan tidak cemari lingkungan," imbuhnya.

Dibantu sejumlah pekerja, Thea mulai merangkai sisik-sisik itu menjadi aksesoris cantik yang diburu kaum hawa.

Jangan khawatir, sisik ikan yang sudah menjadi aksesoris tidak akan berbau amis karena sudah melewati sejumlah proses pembersihan. Salah satunya dengan dijemur dalam waktu yang ditentukan. Demi menghilangkan bau amis.

Wanita kelahiran Salatiga, 1 Agustus 1963 tersebut juga menambah warna yang bervariasi sehingga makin cantik produk yang dibuatnya.

 

Produk aksesoris itu juga yang membawa nama Mama Theodora dan Kota Ambon mendunia. Perhiasannya diboyong untuk dipamerkan di New York Fashion Week. Wuiiih..Membanggakan.

Setelah itu, perhiasan Theodora ini menjadi incaran turis-turis mancanegara yang berkunjung ke Ambon, Maluku.

"Diundang juga ke beberapa negara untuk ikut pameran," imbuh Mama Thea.

Kerja keras wanita hitam manis ini membuahkan hasil yang membuat decak kagum. Mama Thea meraih sejumlah penghargaan atas keberhasilannya ini.

Mama Thea pernah mendapat penghargaan Kartini Award pada 2012 lalu. Dia juga pernah dianugerahi The best inspiring women oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak 2017.

 

Sepulangnya dari Amerika, perempuan yang jago mendesain baju itu juga sempat ikut pameran di JCC Jakarta. Beberapa anting sisik ikan juga pernah dipakai dan jadi kesukaan penyanyi Andien Aisyah.

Bagi kaum perempuan yang menyukai gaya dengan aksesoris etnik bisa membeli langsung perhiasan buatan Mama Theodora ini. Jika berkunjung ke Ambon, mampirlah ke Galeria Mama Theodora di Jalan Wayame, di tepi pantai dan berada tepat di sisi jalan.

Harga aksesoris yang dijual Mama Theodora cukup terjangkau. Mulai dari Rp 25 ribu hingga 300 ribu. Tergantung jenis dan bentuknya.

Jika Anda adalah pecinta aksesoris etnik, tentu harga itu cukup terjangkau dong. Sukses terus berkarya Mama Theodora. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... SK PNS Hangus, Kini Omzet Ratusan Juta per Bulan


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler