Mamberamo Raya Diguncang Gempa 7,2 SR, tak Berpotensi Tsunami

Selasa, 28 Juli 2015 – 11:54 WIB
Sutopo Purwo Nugroho. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Gempa berkekuatan 7,2 SR, mengguncang Mamberamo raya, Papua, pada Selasa (28/7)) pukul 04:41:23.  BMKG melaporkan pusat gempa di 75 km Tenggara Mamberamo Raya, , 81 km Timur Laut Tolikara,  99 km Barat Laut Mamberamo Tengah, Papua.

"Pusat gempa di darat pada kedalaman 49 km. Gempa tidak berpotensi tsunami," ujar Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dalam keterangan persnya, hari ini.

BACA JUGA: Ketika Sang Istri Tercinta Meminta Operasi Ganti Kelamin, Akhirnya...

Disampaikan, Posko BNPB telah mengkonfirmasi BPBD Papua dan dilaporkan gempa dirasakan sangat kuat selama 4 detik. "Masyarakat panik dan berhamburan ke luar rumah. Belum ada laporan kerusakan bangunan dan korban jiwa," imbuhnya.

Wilayah yang sulit dijangkau dan keterbatasan aksesibilitas menyebabkan kesulitan pemantauan. "BPBD Provinsi Papua masih berkoordinasi dengan BPBD dan aparat setempat. Pendataan masih dilakukan," ujarnya.

BACA JUGA: Oalah...Pencuri Motor Nangis Minta Ketemu Kakek

Gempa dirasakan di Jayapura II-III MMI, Sarmi IV MMI, Wamena III MMI, Sentani II-III, dan Biak II-III. "Artinya gempa dirasakan lemah di daerah-daerah di luar pusat gempa," kata Sutopo.

Dijelaskan, Wwilayah di utara daratan di Provinsi Papua seperti di Kabupaten Yapen, Waropen, Jayapura, dan Mamberamo memang rawan gempa. Di wilayah ini ada sesar aktif yaitu Sesar Yapen bergerak ke barat-timur rata-rata 2-5 cm per tahun, dan Sesar Mamberamo.

BACA JUGA: Waduh, Dua Komandan Pemuda Pancasila Dobrak KPU

Berdasarkan sejarah, lanjutnya, gempa di daerah ini pernan terjadi gempa besar seperi gempa 7,9 (1926), 8,1 (1971).

"Daerah Indonesia bagian Timur rawan gempa dan tsunami. Namun terbatasnya riset mengenai gempa dan tsunami, juga infrastruktur kebencanaan di daerah ini menyebabkan belum dapat ditemukenali karakteristik gempa dan tsunami. Begitu juga dengan mitigasi bencana juga masih terbatas dibandingkan dengan daerah di Indonesia bagian Barat," bebernya.

Dia menyarankan Kementerian Ristek dan Dikti, lembaga-lembaga riset nasional (BPPT, BMKG, Badan Geologi, LIPI, dan lainnya) mengalokasikan anggaran yang memadai untuk meningkatkan riset kebencanaan di daerah ini. (rl/sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Walah, Selama Enam Bendera Merah Putih Berkibar Terbalik di Gedung DPRD


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler