jpnn.com, SOLO - Pakar epidemiologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Tonang Dwi Ardyanto menyoroti sikap sebagian orang yang merasa aman dan merdeka saat sudah dites usap antigen.
Menurutnya, tes usap antigen yang negatif Covid-19 belum menjadi jaminan orang tersebut aman dari virus corona penyebabnya.
BACA JUGA: Begini Alasan Wapres Sebut Melaksanakan Prokes itu Kewajiban Agama
Banyak orang lega saat mengantongi surat hasil negatif swab test yang menjadi syarat perjalanan jarak jauh menggunakan moda transportasi di masa pandemi.
Pemerintah juga secara khusus menekankan tes PCR harus diperbanyak. Ditambah diberlakukannya syarat sertifikat vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat yang ingin masuk ke pusat perbelanjaan.
BACA JUGA: Simak, Tarif Resmi Tes PCR dan Swab Antigen di Kimia Farma
Pertanyaannya, seberapa penting seseorang melakukan tes antigen sebelum naik transportasi umum?
Jika diminta memilih menjaga prokes dengan baik atau menggunakan tes antigen, Tonang mantap menjawab lebih baik menerapkan prokes dengan betul.
BACA JUGA: Kasus Covid-19 Terus Menurun, Prokes Jangan Sampai Kendur
Pria yang juga Juru Bicara Satgas Covid-19 Rumah Sakit (RS) UNS ini mengatakan, kebijakan pemerintah dalam menekan kasus penularan Covid-19 harus tegas dan jelas.
Sebab, cakupan vaksinasi Covid-19 yang sudah diselenggarakan pemerintah hingga hari ini belum membebaskan Indonesia dari kekhawatiran terhadap krisis kesehatan di masa pandemi.
“Dosis pertama vaksin Covid-19 belum mendapat hasil yang diharapkan, sehingga perlu diluruskan dalam aturan yang ada, jangan tanggung,” ujarnya.
Tonang menilai yang terpenting buat masyarakat ketika ingin melakukan perjalanan jarak jauh menggunakan transportasi masal, adalah disiplin prokes.
Sekaligus didukung penyaringan penumpang.
Seperti memastikan penumpang yang masuk ke dalam gerbong kereta tidak batuk dan demam tinggi.
“Perlu diketahui juga bahwa vaksin belum bisa menjadi senjata yang bisa diandalkan secara mutlak. Karena ini baru personal immunity dan belum bisa dikatakan herd immunity,” kata Tonang.
Menurut Tonang, herd immunity atau kekebalan kelompok dapat terwujud ketika vaksin Covid-19 disuntikkan kepada masyarakat di suatu daerah yang tidak ada mobilitas keluar-masuk.
Namun, jika melihat kondisi di Indonesia, herd immunity belum dapat terwujud. Sebab pemerintah masih membuka akses perjalanan lintas daerah di sejumlah kota/kabupaten dan pulau.
“Bahkan kalau mau mengatakan herd immunity sebenarnya idealis sekali. Masih jauh dari herd immunity, tetapi pak presiden berulang kali menyampaikan fokus kesehatan, maka ekonomi akan mengikuti,” ujarnya. (aya/wa/dam)
Artikel Ini Telah Terbit di:
https://radarsolo.jawapos.com/daerah/solo/19/08/2021/pergi-jarak-jauh-epidemiolog-uns-prokes-lebih-penting-dibanding-swab/
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Adek