Manado Bebas COVID-19 tetapi Bohong!

Jumat, 12 Juni 2020 – 10:54 WIB
Ilustrasi Corona Covid-19. Foto: pixabay

jpnn.com, MANADO - Era new nornal disambut sukacita warga Sulawesi Utara (Sulut) termasuk Manado sebagai ibukota. Ini dibuktikan dengan mulai normalnya aktivitas di daerah Bumi Nyiur Melambai.

Hairil Paputungan, tokoh pemuda di Sulut dan seorang jurnalis senior mengungkapkan, keadaan tersebut seolah-olah menggambarkan Sulut pada umumnya dan Manado khususnya sudah bebas dari COVID-19.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Luhut vs Rizal Ramli, Warning untuk Anies Baswedan, Tunjangan PNS

Masyarakatnya tidak takut lagi dengan "Cik Corona", sebutan orang Manado untuk virus mematikan tersebut.

"Gambaran ini hampir mendekati fakta. Bukan fakta angka, tetapi fakta lapangan," ujar Hairil, Jumat (12/6).

BACA JUGA: Besok, Mal-mal di Manado Dibuka Lagi, Selamat Memasuki Klaster Baru!

"Enggak percaya? Silakan Anda keliling Manado. Ke jalan-jalan protokol. Yang biasanya di zaman normal macetnya luar biasa. Kini, ya sudah nyaris seperti itu," sambungnya.

Diceritakannya, saat menyusuri sejumlah jalan utama, dan menemukan tingkat keramaian yang nyaris ‘pulih’. Dari Jalan Pumorow, turun Banjer, lewat Tikala, masuk Jalan Sudirman, hingga depan Gereja Sentrum, sangat ramai dan padat.

BACA JUGA: Besok, Jangan Coba-coba Masuk Manado!

"Hingga Apotek Kimia Farma, merayap. Setelah itu agak longgar. Sampai pertigaan Pikat. Terus ke arah Ranotana. Kawasan Patung Samratulangi boleh dikata padat tetapi tidak merayap. Hanya depan Fiesta yang agak sibuk.  Jalan Betesda mulai padat. Jalan ke Malalayang makin padat," bebernya.

Hairil mengungkapkan, kondisi Manado yang macet dan padat di mana-mana sudah banyak dikeluhkan masyarakat.

Curhatannya tergambar di status FB, IG, Twitter dan lainnya. Mereka menggambarkan ramainya Manado ditambah selipan foto-foto jalanan padat.

"Dari gambaran ini sepertinya warga menganggap tidak ada COVID-19 di Sulut, tetapi sebenarnya bohong karena grafik positif corona terus bertambah," ucap mantan aktivis ini.

Tadinya, lanjut Hairil, dia berpikir setelah lonjakan 79 kasus positif dalam sehari, yang terjadi akhir pekan lalu, bakal ada penurunan aktivitas orang, kendaraan dan lainnya di Manado.

Ternyata naiknya jumlah orang terpapar COVID-19 itu dianggap biasa saja. Seramnya COVID-19 dikalahkan kebutuhan perut. (esy/jpnn)

 

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler