jpnn.com - Tradisi mandi kebal seolah melengkapi kebiasan sebagian masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan, yang senantiasa membawa senjata tajam.
SALAHUDIN, Kandangan
BACA JUGA: Sedang Main Domino, Masilan Dicelurit Sampai Tewas
SUPAYA memiliki ilmu taguh atau kebal terhadap berbagai jenis sajam dan senjata api, ada beberapa cara yang biasa dilakukan warga di Kabupaten HSS.
Mulai dari latihan mengolah jiwa dan raga melalui tirakat tertentu seperti kajian ataupun amalan, sampai bauntalan. Tak ketinggalan, cara yang populer dilakukan adalah dengan ritual mandi taguh atau mandi kebal.
BACA JUGA: 4 Pria Duel Maut, 1 Tewas
Secara logika, mandi taguh sulit dijelaskan. Tapi percaya atau tidak, mandi taguh diyakini sebagian masyarakat bisa membuat orang yang melakukannya menjadi taguh atau kebal.
Bagi warga sendiri, mandi taguh ditujukan bukan menjadi jagoan. Namun, yang paling utama untuk menjaga diri saat akan meninggalkan kampung halaman atau merantau ke daerah lain.
BACA JUGA: Tegang, Kedua Kubu Bawa Senjata Tajam, Petugas Keluarkan Tembakan
Radar Banjarmasin (Jawa Pos Group) mendatangi salah satu praktisi supranatural M Burhanuddin Rabbani atau biasa dipanggil Abang Gunung (61), di Desa Tabihi, Kecamatan Padang Batung, HSS.
Sampai saat ini, Abah Gunung dipercaya memiliki keahlian memandikan seseorang supaya bisa kebal.
Menuju rumah Abah Gunung dapat ditempuh sekitar 10 menit dari Kota Kandangan yang merupakan ibu kota Kabupaten HSS, menggunakan sepeda motor. Rumah Abah Gunung lumayan jauh dari jalan raya.
Abah Gunung menjadi praktisi supranatural sudah sekitar 36 tahun. Sejak usianya masih muda dan belum berkeluarga, dia dipercaya mampu membuat orang yang disiramnya menjadi kebal.
“Saat masih bujang sudah bisa memandikan orang agar kebal,” katanya mengawali pembicaraan.
Pria berambut panjang dan berjenggot serta menggunakan berbagai jenis cincin di tangannya ini, menjelaskan jika seseorang ingin mandi kebal ada dua jenis.
Pertama dimandikan ibu kandung. Kedua bisa mandi dengan bantuan seseorang yang ahlinya.
Mandi kebal dengan ibu kandung caranya cukup mudah. Seseorang anak cukup masuk ke sarung yang biasa digunakan ibunya saat mandi.
Waktunya harus sesuai dengan jam dan hari kelahiran yang ingin melakukannya. Seandainya tidak ingat, bisa memilih hari Jumat sebagai hari baik.
“Tapi, harus dijelaskan niat mau mandi sama orang tua buat apa dan minta ridanya,” ujarnya.
Saat mandi berlangsung harus memeluk ibu kandung di bagian kaki. Selesai mandi keluar dari sarung harus bagian bokong dulu seakan baru lahir.
Baru duduk untuk minta rida dan maaf, apabila ada salah supaya diampuni, serta didoakan selamat dunia akhirat. “Tapi harus yakin,” tegas Abah Gunung.
Dikatakan Abah Gunung, ilmu kebal dari mandi dengan ibu kandung tidak ada pantangannya meskipun yang bersangkutan melakukannya untuk perbuatan kejahatan.
“Ilmu kebalnya baru akan pecah (hilang), kalau mamanya (Ibunya) sudah tidak meridhoi perbuatan anaknya,” tuturnya.
Sedangkan mandi kebal dengan cara dimandikan ahlinya, menurut Abah Gunung syaratnya juga cukup mudah. Hanya membawa kain berwarna hitam dan putih dan kembang.
Waktunya pun sama dengan mandi bersama ibu kandung, harus sesuai jam dan hari lahir yang ingin mandi.
“Saat mandi orang tersebut harus sadar dan tidak boleh dalam keadaan tak sadar,” seloroh pria memiliki tiga orang anak ini.
Setelah semua syarat yang diperlukan sudah ada, seseorang yang ingin mandi itupun langsung dibawa ke tempat pemandian berukuran 2x1 meter di bagian rumah Abah Gunung.
Kain hitam dan putih yang sudah dibawa kemudian dipakai seperti menggunakan sarung. Selanjutnya orang tersebut mandi atau bersih-bersih diri sendiri.
Setelah mandi sendiri, baru mengikuti ritual mandi yang dilakukan Abah Gunung. Sebelum mengikuti ritual, bagi yang mampu harus duduk kariwaya.
Lutut sebelah kanan ke lantai dan lutut kiri diangkat, sehingga menutupi bokong. Sedangkan bagi yang tidak mampu bisa duduk semampunya.
Posisi duduk sesuai dengan ketentuan bagi yang mampu, baru Abah Gunung melakukan beberapa ritual harus dipenuhi sambil menyiramkan air ke bagian tubuh orang mandi kebal tersebut.
Orang yang dimandikan juga harus mengikuti ritual apa yang diarahkan Abah Gunung, seperti menahan napas beberapa detik untuk menirukan ucapan yang dibacakannya.
Menurut Abah Gunung, mandi taguh bisa dilakukan oleh siapapun. Baik perempuan atau pria dan agama apapun. Waktunya pun cukup singkat, cuma sekitar lima menit.
“Syaratnya sama, yang beda hanya saat ritual. Saat ritual membaca sesuai dengan kepercayaan masing-masing,” tuturnya.
Selesai mengikuti ritual, seseorang yang mandi kebal tersebut bisa mencobanya. . Menggunakan sajam, beberapa helai rambut dipotong.
“Tapi harus yakin. Mencobanya hanya untuk menguatkan keyakinan,” ucapnya.
Supaya ilmu kebal setelah mandi dari Abah Gunung tidak pecah (hilang) seseorang tersebut harus menghindari pantangan yang dilarang.“Pantangannya tak boleh berzina,” ucapnya.
Dikatakan Abah Gunung, niat menolong orang mandi kebal bagi siapun yang ingin melakukan hanya untuk kebaikan saja dan supaya selamat dari bahaya.
Tapi, kalau setelah mandi kebal digunakan untuk perbuatan tidak baik atau melanggar hukum atau, risikonya tanggung sendiri.
“Saat ritual orang yang mandi didoakan hanya menggunakan hanya untuk kebaikan saja. Niat jahat belum tentu selalu jahat, bisa saja setelah mandi keyakinan seseorang menjadi bagus,” katanya.
Abah Gunung pun saat menolong orang mandi kebal, kebanyakan hanya menerima orang tertentu saja seperti pedagang atau pengusaha, juga anggota TNI/Polri.
“Sudah sekitar ratusan orang menolong orang memandikan kebal ini,” imbuhnya.
Mandi kebal dibantu Abah Gunung tidak ada tarifnya. Warga cukup memberikan uang secukupnya saja.
“Seikhlasnya saja, kalau memberi diterima kalau tidak ya tak masalah,” selorohnya.
Iwan (36) warga Kandangan yang dimandikan Abah Gunung sekitar tahun 90 an, mengatakan ilmu kebal yang dimilikinya sampai saat ini tidak pernah dilakukan untuk perbuatan kejahatan atau melanggar hukum.
Meski tak pernah mencoba untuk berkelahi, karena penasaran ilmu kebal yang dimilikinya pernah dicoba untuk memotong beberapa helai rambutnya.“Rambut tak mau terpotong,” ceritanya.
Sementara dr Didi Kurniadi, salah satu dokter umum di Kandangan, mengatakan secara ilmu kedokteran mandi kebal yang dilakukan seseorang tentunya tidak bisa membuat yang melakukannya menjadi kebal.
“Dari segi medis dan logika nggak ada hubungannya mandi bisa tahan benda tajam. Kalau mandi membersihkan tubuh atau badan, iya,” selorohnya.(al/by/ran)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Numpang Tidur di Musala Bawa Senjata Tajam, Langsung Ditangkap
Redaktur & Reporter : Soetomo