jpnn.com - JAKARTA – Bank Mandiri (BMRI) berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) sekaligus menambah suplai likuiditas dari dana pihak ketiga (DPK).
Direktur Retail Banking Bank Mandiri Tardi menuturkan, relaksasi pembiayaan KPR melalui pelonggaran kebijakan loan to value (LTV) menggairahkan bisnis properti.
BACA JUGA: Lepas 15 Persen Saham Siloam, Lippo Kantongi Rp 2,2 Triliun
’’Kami berharap penyaluran KPR dapat tumbuh secara signifikan pada tahun ini,’’ ujarnya di Plaza Mandiri Jakarta kemarin (29/8).
Hingga Juli lalu, Bank Mandiri menyalurkan KPR Rp 32,2 triliun. Atau tumbuh 8,1 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp 29,8 triliun. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan) di sektor itu terjaga di kisaran dua persen.
BACA JUGA: Bank Syariah Diminta Lebih Agresif Pasarkan Sukuk
Untuk meningkatkan kinerja KPR, perseroan mempertahankan program suku bunga efektif 8,5 persen fixed selama lima tahun. Program itu berlaku bagi nasabah Bank Mandiri serta nasabah yang membeli properti melalui pengembang dan agen properti rekanan Bank Mandiri.
Saat ini lebih dari 800 proyek dan 600 kantor agen penjual tercatat sebagai mitra penyaluran KPR.
BACA JUGA: Pemerintah Pesimistis Selesaikan Proyek 35 Mw Tepat Waktu
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad meyakini, penurunan uang muka KPR mengakibatkan penyaluran kredit properti meningkat pada tahun ini.
Pertumbuhan kredit juga berkaitan dengan mulai bergeraknya aktivitas ekonomi. Meski penyaluran kredit tumbuh signifikan, Muliaman menilai rasio kredit bermasalah masih berada dalam batas yang terjaga.
Situasi positif tersebut ditambah dengan terjaganya likuiditas bank berkat pertumbuhan dana pihak ketiga hingga sembilan persen. Karena itu, Muliaman berharap target pertumbuhan penyaluran kredit sebelas persen pada tahun ini mampu terlampaui.
’’Berdasar RBB (rencana bisnis bank, Red), sebelas persen. Tapi, kita lihat September ini. Mudah-mudahan tax amnesty juga bisa mendorong,’’ tandasnya. (dee/c14/noe/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Respons Negatif The Fed, IHSG Nangkring di Zona Merah
Redaktur : Tim Redaksi