Mandiri Target Kredit Mikro Naik 24 Persen

Selasa, 14 November 2017 – 15:51 WIB
Ilustrasi Bank Mandiri. Foto: Radar Bali/JPNN

jpnn.com, SURABAYA - Layanan tanpa kantor dianggap belum terlalu efektif untuk penyaluran kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Hal itulah yang mendasari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk untuk terus memaksimalkan pelayanan kredit melalui kantor cabang.

BACA JUGA: Jokowi Tekankan Pentingya UMKM bagi Ekonomi ASEAN

Salah satunya adalah pembukaan kantor cabang baru di kawasan Tembok Dukuh, Surabaya, Senin (13/11).

Regional CEO Bank Mandiri Jatim Agus Haryoto Widodo menyatakan, lokasi kantor baru tersebut sangat dekat dengan sentra usaha mikro di Surabaya.

BACA JUGA: Inovasi Jadi Kunci Bagi Pelaku UMKM

Karena itulah, kantor cabang tersebut dilengkapi fasilitas unit mikro yang memiliki platform hingga Rp 200 juta.

’’Kami harus dekat dengan pelaku usaha UMKM agar mereka lebih mudah mengakses,’’ ujarnya.

BACA JUGA: Pemerintah Harus Ciptakan Proyek Padat Karya

Menurut Agus, masyarakat perkotaan lebih suka mengakses produk perbankan lewat kantor jika dibandingkan di agen.

’’Agen hanya efektif untuk daerah-daerah yang belum terjangkau oleh jaringan kami. Di Surabaya, tetap ada agen. Tujuannya, lebih cepet dan dekat saja,’’ katanya.

Tahun ini, penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) hingga September 2017 sudah mencapai Rp 1,7 triliun di antara target Rp 2,1 triliun.

’’Kami optimistis bisa mencapai target hingga akhir tahun. Apalagi, suku bunga KUR sekarang turun sehingga sangat bagus bagi para pelaku usaha UMKM,’’ tutur Agus.

Setelah pembukaan kantor baru tersebut, Agus menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit mikro bisa meningkat hingga 24 persen tahun depan.

Kredit usaha kecil diharapkan tumbuh 15 persen dan kredit usaha menengah 12 persen.

’’Di sini kami dapat menyalurkan kredit ke UMKM hingga Rp 30 miliar dalam setahun,’’ jelasnya.

Secara nasional, Bank Mandiri telah mencatat pertumbuhan kredit 9,8 persen menjadi Rp 686,2 triliun hingga akhir September 2017.

Dalam penyaluran kredit tersebut, kenaikan hampir terjadi di seluruh kelompok pembiayaan.

Kredit modal kerja tumbuh 3,9 persen menjadi Rp 321,4 triliun.

Kredit investasi tumbuh 10,1 persen menjadi Rp 189,3 triliun.

Sementara itu, kredit konsumer tumbuh 20,6 persen menjadi Rp 95,2 triliun.

Untuk kredit infrastruktur, pembiayaan paling besar disalurkan untuk sektor transportasi, tenaga listrik, migas, dan energi terbarukan. (pus/c14/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dorong Digitalisasi UMKM dengan Kenduri e-UKM


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler