Manfaatkan 30 Tukang Becak Promosikan eks Dolly

Senin, 22 Februari 2016 – 06:19 WIB
X-go penggagas Serikat Mural Surabaya berpose di depan mural karyanya di Jl Ngagel, Surabaya, kemarin (16/9). FOTO: Angger/Jawa Pos/JPNN.com

jpnn.com - Eks lokalisasi Dolly-Jarak resmi menjadi kampung wisata kemarin (21/2). Diresmikan oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, branding kampung yang ada di Kecamatan Sawahan tersebut sebagai kampung mural. Sebanyak 30 tukang becak yang beroperasi di kawasan tersebut didapuk langsung sebagai tour guide (pemandu wisata).

Fatimatuz  Zahroh, Radar Surabaya

BACA JUGA: Makam Keramat, Jelang Pilkada Ramai Didatangi Para Kandidat

Kampung wisata mural ini cukup mengubah wajah gang Dolly yang dulunya ditutup karena lokalisasi.  Hal ini terlihat tepatnya di sentra usaha sepatu di eks wisma Barbara. Dinding-dinding yang mulanya polos kini berubah menjadi jajaran mural dengan aneka pesan sosial dan aneka warna.

Ada gambar mural yang menggambarkan tentang waktu, ada pula mural-mural kekinian berupa sayap malaikat yang cukup menarik untuk objek fotografi.

BACA JUGA: Nasib Miris Pedagang Batik di Kota Batik

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, konsep besar pengembangan kampung wisata ini akan berkelanjutan. Sebagai permulaan kampung Dolly-Jarak ini di-branding dengan membangun kampung mural.  Seluruh gang yang ada di Dolly akan dihiasi dengan coretan mural.

 "Bukan hanya dinding-dinding yang akan bermural tapi juga jalan-jalan setapak. Kalau kalian tahu, mirip dengan yang di Jogja,  aku inginnya begitu," kata Risma usai acara peresmian kampung wisata.

BACA JUGA: LGBT Makin Terbuka, Begini Cara Mereka Kenalan dan Pacaran

Para pelancong yang datang akan diajak berkeliling kampung eks lokalisasi. Mereka akan menyinggahi sentra sentra usaha kecil mandiri (UKM) di kawasan itu. Termasuk berkunjung ke eks wisma yang sudah dibeli pemkot. Bukan hanya diajak singgah, tapi para pelancong tersebut juga akan diberi edukasi dan wawasan tentang lokalisasi yang historis tersebut.

"Ada 30 tukang becak yang nanti akan jadi tour guide. Jadi mereka nanti yang akan menawarkan paket-paket wisata.  Mereka sudah aku kasih tiga kaos, dua celana, dan udeng ala Surabaya. Lalu untuk suvenir juga  ada kaos dan aneka oleh-oleh yang lain," imbuh Risma. 

Beberapa UKM yang akan disinggahi adalah UKM telor asin, usaha samiler, usaha sablon,  batik,  sepatu dan perhiasan batu mulia.

Risma mengakui, saat ini memang kondisinya masih belum fix.  Mulanya ia sempat ragu untuk me-launching wisata hanya dalam waktu kurang dari satu minggu setelah dilantik.

Pilihannya apakah ia akan me-launching dan membuat branding dulu atau memperbaiki sarana dan prasarananya dulu.  Akan tetapi Risma lalu memutuskan untuk membuat branding-nya dulu dengan aneka mural ini. Harapannya bisa membangun minat dan penasaran pelancong sembari paralel akan menambah fasilitas dan sarana dan prasarananya.

"Ke depan masih banyak yang akan dilakukan. Yang jelas itu pedistrian akan kami bangun, lalu juga penghijauannya, kami akan buat khas di kampung wisata mural ini. Tidak hanya itu, arsitekturnya juga akan dibuat khas di kampung ini," kata Risma.

 Sebab di Surabaya ada beberapa kampung juga yang di-branding menjadi kampung wisata.  Yaitu kampung lawas,  kampung nelayan, kampung lontong, dan beberapa yang lain. Menurut Risma semua kampung-kampung tersebut akan dibuat khas sehingga bisa menarik pelancong untuk datang ke surabaya.

Dengan berubahnya Dolly menjadi kampung mural, Risma menargetkan anak-anak dari lingkungan tersebut juga berkecimpung ikut melukis. Terlebih di sana sudah cukup banyak wisma yang sudah dibeli pemkot. Ada sebanyak 12 wisma yang sudah jadi milik pemkot.

Sementara itu,  camat Sawahan Yunus optimistis, pembangunan kampung wisata ini akan berkembang.  

"Secara historis sudah dapat. Apalagi banyak daerah yang ingin tahu dan penasaran bagaimana kondisi Dolly pasca penutupan. Sentra UKM di sini juga sudah berkembang,  seperti usaha sepatu sudah pasarnya luas ke daerah lain.  Begitu juga dengan sablon," kata Yunus. (*/no/flo/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hati Pedih...Tunggu Belasan Tahun, Nongol Malah Ditimpuki


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler