Manggala Agni Gencarkan Pemadaman Darat dan Udara untuk Karhutla di Jambi dan Sumsel

Selasa, 15 Oktober 2019 – 14:40 WIB
Pemadaman titik api oleh Manggala Agni. Foto : Humas KLHK

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Manggala Agni terus berupaya untuk menuntaskan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang di wilayah Jambi dan Sumatera Selatan. Pemadaman darat dan pemadaman udara (water bombing) dikerahkan yang didukung dengan upaya pembuatan hujan buatan.

Kondisi karhutla di wilayah Sumsel saat ini masih terjadi, mengingat kondisi lahan gambut khususnya di Ogan Komering Ilir (OKI) sudah sangat kering, serta semakin menipisya sumber air di lokasi karhutla menjadi kendala dalam pemadaman darat.

BACA JUGA: Manggala Agni Terus Berupaya Maksimal Padamkan Karhutla

Menteri LHK Siti Nurbaya mengatakan, Manggala Agni bersama para pihak seperti TNI, Polr, BPBD, MPA, dan pihak swasta melakukan pemadaman di kawasan yang masih terbakar.

Selain itu, upaya pencegahan melalui patroli terpadu juga sudah dilakukan sejak Mei lalu. Saat ini sebanyak 43 posko patroli terpadu dibangun di empat wilayah Daerah Operasi Manggala Agni, Banyuasin, Musi Banyuasin, OKI, dan Lahat dengan melibatkan 86 personel.

BACA JUGA: Data KLHK Klaim Luas Karhutla 2019 Turun 87,41 Persen Dibanding 2015

Begitu juga di Provinsi Jambi, patroli terpadu juga telah dilakukan sejak Juli hingga sekarang. Melalui patroli terpadu ini, Manggala Agni sudah siaga di wilayah-wilayah rawan, sehingga ketika terjadi karhutla, pemadaman bisa lebih dini dilakukan.

Pemadaman lanjutan juga dilakukan Manggala Agni hampir selama satu bulan ini dan masih terus dilakukan di wilayah Desa Betung yang berbatasan dengan Desa Pematang Raman, Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi. Pemadaman karhutla belum dapat dituntaskan karena terjadi pada lahan gambut.

Pemadaman darat juga dilakukan oleh Manggala Agni di Desa Sungai Cemara, Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan juga dilakukan pemadaman udara sejak empat hari lalu.

Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sudah dilakukan sejak Minggu 13 Oktober 2019 dengan menggunakan pesawat CN-295 A-2901 yang menabur NaCl sebanyak 2.400 kilogram di areal Provinsi Jambi (Muaro Jambi) dan Provinsi Sumsel (Kabupaten Musi Banyuasin, Banyuasin, Ogan Ilir, Ogan Komering Ulu (OKU), dan OKU Timur.

“Satgas terus berupaya keras melakukan modifikasi cuaca dan water boombing. Tim pemadam darat juga terus bekerja siang malam untuk memadamkan titik api. Tantangan pemadaman saat kebakaran terjadi di lahan gambut yang sulit dipadamkan," kata Menteri Siti dalam keterangannya, Selasa (15/10).

Sementara itu, perkembangan data jumlah hotspot harian berdasarkan Satelite TERRA(NASA) per tanggal 14 Oktober 2019 pukul 18.00 WIB di seuluh provinsi rawan karhutla terdeteksi 169 hotspot, dengan jumlah hotspot tertinggi di Kalimantan Tengah yaitu sebanyak 47 titik, disusul Sumatera Selatan dengan 39 titik, Papua 38 titik, Jambi 29 titik, Kalimantan Selatan 11 titik dan Kalimantan Timur 3 titik panas.

Untuk monitoring kabut asap dari satelit BMKG per tanggal 14 Oktober 2019 pukul 16.00 WIB terdeteksi adanya asap akibat karhutla di wilayah Kabupaten Dharmasraya (Sumatera Barat), Kabupaten Indragiri Hilir (Riau), Kabupaten Muaro Jambi , Tanjung Jabung Timur, Sorolangun (Jambi), Kabupaten Ogan Komering Ilir, Banyuasin, Musi Banyuasin (Sumatera Selatan), Kabupaten Tulang Bawang (Lampung), Kabupaten Pulang Pisau, Seruyan, Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Katingan, Kapuas (Kalimantan Tengah).

Meski ada kabut asap akibat karhutla, namun berdasarkan pantauan satelit BMKG tidak terdeteksi adanya asap lintas batas (Transbondary Hase). Arah angin di Sumatera dan Kalimantan pada umumnya dari arah Tenggara ke Barat Laut. Arah sebaran asap di Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah umumnya menyebar ke arah barat dan barat laut.(cuy/jpnn)


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler