Manggala Mati, Badak Jawa Kini Tinggal 68 Ekor

Rabu, 01 Mei 2019 – 19:09 WIB
Badak Jawa termasuk hewan langka dan hanya ada di Indonesia. Foto: Ist/KLH

jpnn.com, JAKARTA - Seekor badak jantan ditemukan mati di wilayah kerja Resort Cibunar, Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) II Pulau Handeuleum pada Kamis (21/3) lalu.

Berdasar pada keterangan tertulis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), badak yang diduga masih berusia remaja itu ditemukan oleh Tim Rhino Health Unit (RHU), Balai Taman Nasional Ujung Kulon.

BACA JUGA: Dua Bayi Badak Jawa Lahir di Ujung Kulon

Saat ditemukan, kondisi bangkai badak masih segar dan diperkirakan mati kurang dari 12 jam. Kemudian, bangkai badak jawa masih utuh dan bercula yang berbentuk benjolan.

Dari hasil identifikasi dan pencocokan dengan gudang data profil badak jawa, badak yang mati tersebut bernama Manggala dengan ID: 070-2017. Ukuran lebar tapak kaki badak tersebut 24-25 sentimeter.

BACA JUGA: 67 Badak Jawa Terpantau di Taman Nasional Ujung Kulon

Atas temuan bangkai badak itu kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan pemeriksaan post mortem dan evakuasi bangkai badak.

Ketika ditemukan, kondisi bangkai badak mulai membusuk, lidah membiru, dan bola mata menyembul. Berdasarkan hasil pemeriksaan post mortem disimpulkan awal kematian badak diduga bukan karena penyakit infeksius.

BACA JUGA: Langkah Istimewa KLHK Jaga Kelestarian Badak Jawa

Kini bangkai Manggala dikubur di dekat lokasi kematian. Pada Senin (25/3), tim gabungan kembali dari lapangan dengan membawa beberapa jenis sampel yang diambil dari bangkai badak untuk mengetahui penyebab kematian badak.

Sampel tersebut kemudian dianalisis di Fakultas Kedokteran Hewan-IPB, LIPI dan Balai Penelitian Veteriner Bogor.

Adapun sampel yang diambil yakni esophagus, trachea, paru-paru, lambung, hati, usus halus, usus besar, otak, penis, epididymis, dan limpa. Hasil analisis laboratorium nekropsi kematian badak jawa Manggala, saat ini masih dalam tahap akhir pembuatan sediaan histopat disebabkan jaringan sampel yang sulit di analisis karena sudah tidak segar.

Pemeriksaan histopat diperkirakan selesai pada 7 Mei 2019, sedangkan untuk specimen berupa cula, gigi taring (atas dan bawah), gigi menur, dan kuku disimpan di Kantor Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Labuan.

Selanjutnya pada Sabtu (13/4), tim gabungan melakukan pembongkaran kuburan badak jawa. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan identifikasi tulang, memisahkan dan mencatat bagian-bagian tulang, merekap dan mendokumentasikan kegiatan, hingga mengangkut tulang belulang ke laboratorium anatomi, Fakultas Kedokteran Hewan IPB, untuk dilakukan analisis fisik tulang.

Diketahui, dari hasil monitoring pada 2018, jumlah populasi badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon minimal sebanyak 69 individu.

Dengan ditemukannya Manggala, maka populasi badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon pada 2019 adalah 68 individu, dengan struktur umur 57 badak dewasa dan 11 anak. Jenis kelamin masing-masing 37 badak jantan dan 31 badak betina. (cuy/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler