Untuk pasangan guru, Sutrisno dan Sri Wahyuningsih, menunaikan ibadah haji yang mereka lakoni sekali seumur hidup menyisakan rasa yang manis getir.

Setelah menunggu lebih dari satu dekade, orangtua Sri seharusnya melakukan perjalanan ke kota suci Mekah pada 2020. Rencana itu dibatalkan oleh pandemi virus corona menghentikan sebagian besar perjalanan internasional.

BACA JUGA: Akankah Warga India Mematuhi Larangan Penggunaan Plastik Sekali Pakai?

Ayah Sri akhirnya tidak akan pernah melakukan perjalanan haji setelah meninggal karena stroke pada bulan Maret. Sementara ibunya, yang kesehatannya belakangan memburuk, tidak diizinkan untuk berangkat setelah otoritas Arab Saudi memberlakukan batas usia 65 tahun sebagai bagian dari aturan baru untuk melanjutkan penerimaan jemaah haji tahun ini.

Sutrisno (54 tahun) dan Sri (51) merasa senang menunaikan ibadah haji untuk menggantikan orangtua Sri, namun mereka masih dirudung sedih dengan kepergian ayah Sri dan kemungkinan ibunya tidak akan pernah menunaikan ibadah haji.

BACA JUGA: Ke Mana Habisnya Uang?

“Ini beban moral yang sangat besar bagi saya,” kata Sri.

"Tapi ibu saya telah memberikan restunya kepada saya dan saya harus berpikir bahwa ini adalah perjalanan yang harus saya lalui, semuanya adalah keputusan Allah, dan saya harus pergi haji.

BACA JUGA: Pemerintah New South Wales Tetapkan Status Bencana Alam Banjir, KJRI Sebut Belum Ada WNI yang Terdampak

Sejak pekan lalu, ribuan jemaah haji mulai berdatangan di Arab Saudi menjelang puncak haji pada hari raya Idul Adha pada 9 Juli.

Di bawah sistem kuota yang digunakan Arab Saudi, rata-rata waktu menunggu giliran untuk menyelesaikan haji bagi orang-orang di Indonesia adalah 35 tahun.

Menurut Kementerian Agama, tahun ini lebih dari 100.000 orang Indonesia melakukan perjalanan haji, sekitar setengah dari jumlah biasanya.

Persiapan dimulai di Jakarta pada bulan Mei, dengan para peziarah menghadiri briefing persiapan tentang haji dan manasik, atau ritual dan upacara yang akan dilakukan di sekitar Mekah.

Sutrisno, memberikan pidato emosional kepada para siswa di sekolahnya di Jakarta, sebagai bagian dari perayaan ritual pra-haji.

Dia menjual mobilnya dan menabung 105 juta rupiah selama sembilan tahun untuk mendanai perjalanan orangtua istrinya, tetapi jeda dua tahun membuat mereka kehilangan kesempatan untuk pergi bersama.

"Kami tidak menyangka pandemi datang begitu cepat dan bertahan begitu lama," katanya.

Banyak warga muslim Indonesia yang kecewa dengan batasan usia dan kuota yang lebih rendah.

“Jujur, saya sedih sebagai penyelenggara haji,” kata Cecep Khairul Anwar, seorang pejabat di kementerian agama Indonesia.

"Tapi saya harap peraturan ini hanya berlaku untuk tahun ini."

Sri masih menyimpan harapan haji berikutnya untuk ibunya yang berusia 71 tahun.

"Permintaan pertama saya adalah berdoa untuk ibu saya supaya panjang umur, agar dia tetap sehat dan bisa pergi ke sana," katanya.

REUTERS

Artikel ini diproduksi oleh Hellena Souisa untuk ABC Indonesia.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penipu Online Berhasil Mencuri Sekitar Rp 20 Triliun dari Warga Australia di Tahun 2021

Berita Terkait