Manokwari Diharapkan Menjadi Lumbung Padi Pertama di Papua

Selasa, 21 Februari 2023 – 20:13 WIB
Manokwari Diharapkan menjadi Lumbung Padi Pertama di Papua. Foto: dok. Pemprov Papua

jpnn.com, MANOKWARI - Penjabat Gubernur Papua Barat, Komjen Pol. (Purn) Paulus Waterpauw berharap Manokwari menjadi lumbung pangan.

Dia mengungkapkan hal tersebut saat memanen padi yang berlokasi di Jalur 9 Kampung Desay (SP II), Distrik Prafi, Senin (20/2).

BACA JUGA: Indonesia Bisa jadi Masa Depan Lumbung Pangan Dunia

Menurut Waterpauw keberadaan lumbung pangan tersebut guna mengantisipasi krisis ekonomi dengan memanfaatkan lahan subur dengan baik.

Waterpauw mengatakan sudah berkomunikasi terkait pembangunan waktu yang mendukung persawahan di Papua Barat.

BACA JUGA: Food Estate Bisa Mendukung Impian Indonesia jadi Lumbung Pangan Dunia

Namun, karena terkendala anggaran besar pembangunan yang diutamakan adalam embung.

Dia pun berharap petani yang telah berkompeten dapat menjadi tutor kepada petani masyarakat asli Papua Barat.

BACA JUGA: NTB Salah Satu Lumbung Pangan Nasional

“Harapan saya Kepala Dinas dan Kelompok Tani terus tingkatkan stok bahan pangan bagi masyarakat Papua Barat. Sisa lahan nanti kami bangun lumbung pangan pertama di Monokwari," kata Waterpauw, dalam keterangannya, Selasa (21/2).

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Provinsi Papua Barat Jacob Fanataba melaporkan bahwa luas padi sawah Papua Barat menjadi 5.015 hektare dari luas potensial ditanam.

Seluas 277 hektare telah dicanangkan penanaman oleh Menteri Pertanian beberapa waktu lalu yang telah dipanen sejak 6 Februari 2022.

“Harus hitungan tepat dan dampingi petani supaya Monokwari menjadi lumbung pangan bisa tercapai," ujar Jacob.

Diketahui hasil produksi wilayah Prafi, Kampung Desay per hektar mendapat 5,1 ton gabah kering. Setelah penggilingan bersih beras menjadi 2,5 ton.

Adapun kebutuhan beras Papua Barat per tahun sebanyak 49,098 ton dengan jumlah penduduk 577,46 jiwa. Perolehan saat ini baru mencapai angka 30.691 ton.


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler