Mantan Atlet Dayung Nasional Kini Jadi Nelayan, Sedih!

Kamis, 12 Agustus 2021 – 23:26 WIB
Ketua DPD RI LaNyalla Mahmud Mattalitti. Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Ada mantan atlet dayung diketahui kini hanya berprofesi sebagai nelayan.

Namanya yakni Abdul Razak, dia diketahui menjadi nelayan di kampung halamannya, Wakatobi.

BACA JUGA: Ini Kesalahan yang Terjadi di DKI Jakarta, Jangan Terulang di Ibu Kota Baru

Mengetahui hal tersebut Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menyarankan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mempunyai program untuk masa tua atlet.

Tujuannya, agar bisa membantu kesejahteraan para atlet di masa tuanya nanti.

BACA JUGA: Totalitas TNI AL, Memberikan Darah Menyelamatkan Kehidupan

"Prestasi mereka tidak boleh diabaikan karena telah mengharumkan nama bangsa. Kehidupan masa tua para atlet tersebut harus mendapatkan jaminan," ujar LaNyalla di sela masa reses di Jawa Timur, Kamis (12/8).

Abdul Razak dikenal sebagai atlet yang memiliki prestasi hingga tingkat mancanegara.

BACA JUGA: Dua Kapal Perang Siaga Penuh di Laut Arafuru, Misinya Sangat Jelas!

Yakni, prestasi 4 emas di SEA Games Malaysia 1989, 3 emas SEA Games Singapura 1993, 1 perak dan 1 perunggu Asian Games Beijing 1990.

Selain itu, melaju hingga perempat final Olimpiade Barcelona 1992.

Selama ini, kata LaNyalla, Kemenpora baru mempunyai program tunjangan hari tua untuk mereka yang pernah menyumbangkan medali di Olimpiade (sejak 1988).

Masing-masing tunjangan bulanan sebesar Rp 20 juta untuk peraih medali emas, Rp 15 juta (perak), dan Rp 10 juta (perunggu), berlaku seumur hidup.

"Kami berharap semoga semua atlet berprestasi, minimal SEA Games harus diberi tunjangan hari tua dengan besaran yang disesuaikan."

"Pemerintah bisa menggandeng BUMN dan pihak swasta dalam memfasilitasi pemberian tunjangan kepada atlet-atlet tersebut," ucapnya.

LaNyalla juga menyarankan agar Kemenpora mempunyai data yang lengkap terkait atlet dan mantan atlet dari semua cabang olahraga.

Dengan database itu, lanjut dia, Kemenpora bisa memantau keberadaan atlet-atlet usia produktif maupun yang sudah tidak produktif.

"Semua cabang olahraga yang atletnya meraih prestasi puncak di 'even' internasional harus mendapat perlakuan sama, baik dalam hal pembinaan, dan penghargaan."

"Ini akan memacu semangat para atlet untuk terus berprestasi," pungkas LaNyalla.(Antara/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler