jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto (Setnov) terus menjadi sorotan. Belakangan ini, jabatan tiga punggawanya mulai disoal.
Mereka yakni, Idrus Marham selaku Sekjen, Robert Joppy Kardinal sebagai Bendahara Umum dan Ketua Harian Nurdin Halid. Jabatan itu disoal karena adanya desakan mantan calon ketua umum (caketum) yang mulai minta posisi.
BACA JUGA: Gara-gara Gambar Kopiah dan Jilbab, Konde Institute Disomasi
Menurut loyalis caketum Golkar, Ade Komarudin, Ahmadi Noor Supit, penunjukan dan pengujian ketiga jabatan strategis di partai pohon beringin itu bukan merupakan hasil keputusan Munaslub di Nuasa Dua Bali beberapa waktu lalu.
Politisi Golkar itu menegaskan, rapat komisi di Munaslub telah menyetujui adanya penambahan jabatan di dalam struktur DPP. Bahkan, keputusan itu juga telah disahkan di dalam rapat pleno Munaslub.
BACA JUGA: Megawati Memang Beda..
"Tetapi, secara personalianya yang diputuskan di Munaslub adalah Ketua Umum dan Ketua Dewan Pembina," kata Supit seperti dikutip dari Indopos (Jawa Pos Group), Selasa (24/5).
Kedua posisi itu, sambung Ketua Komisi XI DPPR RI, dijabat oleh Setnov dan Aburizal Bakrie (Ical). Sementara itu, ketiga posisi lainnya yang sebelumnya telah diumumkan belum diputuskan. Ketiga posisi itu harus diputuskan didalam rapat tim formatur. "Tidak boleh seolah-olah sudah terpilih Ketua Harian, Sekjen, dan Bendum," kata dia.
BACA JUGA: Dikabarkan Bakal jadi Menteri, Idrus Marham Jawab Begini
Dia menegaskan, posisi ketiganya di dalam jabatan itu masih dapat berubah. Hal itu bergantung pada keputusan tim formatur di dalam menyusun struktur kepengurusan.
"Kita serahkan ke formatur untuk bisa melihat secara arif dan bijaksana. 'Trust' dibutuhkan karena harapan kita perlu melihat Golkar lebih baik," imbuhnya.
Ditambahkan loyalis Ade Komarudin lainnya, Firman Soebagyo?, pihaknya sudah melayangkan surat kepada Setnov selaku ketua umum untuk mengakomodir tim sukses serta Ade Komarudin sendiri.
"Kesepakatan itu hasil 'dael' kemarin sebelum Pak Akom (Ade Komarudin, red) menyatakan undur dari pencalonan. Ini kan Munaslub rekonsiliasi. Saya yakin Pak Setnov akan mempertimbangkan. Pak Setnov orangnya bijak. Mudaha-mudahan tidak ada tekanan dari pihak lain. Saya yakin Setnov mau dan mampu merangkul semua pihak," paparnya kepada wartawan saat dihubungi, Selasa (24/5).
Dalam surat yang dilayangkan itu, anggota Komisi IV DPR RI itu sudah memberikan nama-nama loyalis Akom kepada sang ketua umum. "Lebih dari 30 orang, kurang dari 40 (loyalis yang diajukan, red)," kata Firman.
Meski sudah mengajukan nama, Firman menyadari adanya pembatasan personalia pada struktur organisasi yang mengalami perubahan dan tidak akan sebesar sebelumnya. Beberapa loyalis Akom yang diusulkan masuk kepengurusan ialah kader terbaik Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) dan Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) yang selama ini aktif dalam kegiatan kepartaian.
"Yang dimasukkan itu kader terbaik menurut pandangan Setnov, kita juga akomodir kader SOKSI yang aktif," tutur Firman.
Sementara, Sekjen Partai Golkar Idrus Marham, kendati namanya disoal, namun dirinya enggan mengomentari hal tersebut. Dia hanya menegaskan, kini tim formatur Partai Golkar tengah menggodok posisi di struktur kepengurusan DPP. Salah satu posisi yang diwacanakan bisa dihilangkan adalah jabatan wakil ketua umum yang memang belum ada keputusan final soal posisi tersebut.
"Saya belum bisa jawab karena saya belum tahu," kata Idrus kepada wartawan saat dihubungi, Selasa (24/5).
Namun, Idrus mengatakan, pembentukan kepengurusan DPP memang hampir rampung. Pasalnya, tim hanya diberikan waktu hingga 15 hari semenjak penutupan Munaslub untuk membentuk kepengurusan.
Setelah dibentuk, lanjutnya, maka susunan kepengurusan akan diserahkan ke Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasonna H Laoly untuk kemudian disahkan sebagai DPP Partai Golkar 2016-2019. "Sekarang tinggal finishing saja," tegasnya.
Diketahui, tim formatur Partai Golkar beranggotakan sembilan orang yang dipimpin Setnov sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Sedangkan angggotanya, dua unsur pimpinan DPD I dari wilayah barat, dua pimpinan DPD I dari wilayah tengah, dua pimpinan DPD I dari wilayah timur, satu pimpinan ormas dan satu perempuan.
Sebelumnya, para mantan calon ketua umum (caketum) di Munaslub Golkar mulai menagih posisi di dewan pengurus pusat (DPP). Mereka berharap ditempatkan sebagai wakil Ketua umum (waketum) dalam kepengurusan periode 2016-2019. Pasalnya, Setya Novanto sudah berjanji akan mengakomodir tujuh kandidat yang pernah menjadi rivalnya itu. (aen/ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kasus Lion Air dan AirAsia Membuktikan Regulator Lemah
Redaktur : Tim Redaksi