jpnn.com, NIKARAGUA - Cristiana Chamorro divonis delapan tahun penjara oleh pengadilan, Senin (21/3).
Dia merupakan mantan calon presiden Nikaragua.
BACA JUGA: Tolong, 100 Ribu Orang Hidup Tanpa Makanan Akibat Dikepung Rusia
Hakim menilai Cristiana Chamorro bersalah terkait dugaan pencucian uang dan penyalahgunaan dana.
Para penentang pemerintah menilai kasus yang melibatkan Christiana itu bermotif politik.
BACA JUGA: Janggal, Belum Ada Penumpang dari Pesawat China Eastern Airlines yang Ditemukan
Seorang hakim nantinya akan memutuskan apakah dia akan menjalani hukumannya di bawah tahanan rumah atau di penjara.
Christiana dan kakak laki-lakinya, Pedro Joaquin Chamorro Barrios, dihukum karena berbagai kejahatan keuangan pada 11 Maret.
BACA JUGA: Cara Keji Tentara Rusia Siksa Lawan, Metode Gajah dan Sangkar Dalam Tong
Kakak-beradik Chamorro itu adalah anak-anak mantan Presiden Violeta Barrios de Chamorro, yang mengalahkan Presiden Daniel Ortega dalam pemilihan 1990 untuk mengakhiri masa jabatan pertama Ortega dalam kekuasaan.
Pedro menerima hukuman penjara sembilan tahun dari hakim yang sama.
Sementara itu, tiga pekerja dari yayasan kebebasan berbicara yang menyandang nama ibu Chamorro diperintahkan untuk membayar masing-masing dua juta dolar AS (Rp 28,69 miliar).
Seorang pengacara yang mewakili Cristiana Chamorro, yang berbicara secara anonim karena takut akan pembalasan, menolak hukuman itu.
Dia mengatakan tidak ada bukti yang mendukung tuduhan tersebut.
Jaksa menuduh Chamorro menerima jutaan dolar untuk membantu mengacaukan pemerintah, melalui Yayasan Violeta Barrios de Chamorro.
Dia telah menolak tuduhan itu dengan menganggapnya sebagai balas dendam politik untuk menodai warisan ibu dan ayahnya, Pedro Joaquin Chamorro Cardenal, seorang jurnalis yang dibunuh oleh kediktatoran Somoza pada 1978.
Adik laki-laki Christiana yang tinggal di pengasingan di Kosta Rika, Carlos Fernando Chamorro, mengatakan hukuman itu menunjukkan rezim Ortega sedang berada dalam krisis.
"Dia tidak dapat lagi memerintah dan tidak memiliki apa pun untuk ditawarkan kepada Nikaragua," ucapnya.
Pemerintah belum menjawab permintaan komentar.
Cristiana Chamorro menyalip Ortega dalam beberapa jajak pendapat ketika dia ditangkap Juni 2021.
Ortega memenangkan pemilihan kembali untuk masa jabatan keempat berturut-turut pada November, setelah setidaknya 46 tokoh oposisi, termasuk enam kandidat presiden ditahan.
Amerika Serikat dan Uni Eropa mengatakan pemilihan terakhir Ortega tidak sah dan telah mendesaknya mengadakan pemilihan baru dan membebaskan lebih dari 160 tahanan.(Antara/Reuters/JPNN)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang