Mantan Kombatan Siap Gantikan Dahlan di Tahanan

Senin, 31 Oktober 2016 – 07:10 WIB
Aksi sejuta tanda tangan untuk Dahlan Iskan di Taman Bungkul Surabaya, 30 Oktober 2016. Foto: Arya Dhitya/Jawa Pos

jpnn.com - JAKARTA – Akademisi dan praktisi bisnis Rhenald Kasali takut tindakan Kejaksaan Tinggi Jawa Timur (Kejati Jatim) menahan Dahlan Iskan bisa memengaruhi percepatan pembangunan yang tengah digalakkan pemerintah.

”Kasus Pak Dahlan itu kan sudah lama, kenapa baru sekarang diusut?” tanya Rhenald.

BACA JUGA: Andai Saja Bisa, Aku Sanggup Menggantikan Pak Dahlan...

Dia khawatir tindakan Kejati Jatim terhadap Dahlan bisa menimbulkan ketakutan pada banyak orang.

Terutama mereka yang tengah terlibat proyek-proyek percepatan pembangunan infrastruktur.

BACA JUGA: Inilah Perkiraan Kekuatan Pendemo dan Upaya Pengamanan

Perkenalan dengan Dahlan yang cukup lama membuat Rhenald yakin koleganya itu tak punya niat jahat atau kesengajaan melakukan pelanggaran hukum ketika menjadi direktur utama PT Panca Wira Usaha (PWU).

”Waktu itu kan Pak Dahlan sudah menjadi CEO Jawa Pos. Apa yang dicari kalau tidak pengabdian? Buktinya, digaji saja (Dahlan) tidak mau,” imbuh guru besar ilmu manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) itu.

BACA JUGA: Aksi 4 November, Ini Imbauan PBNU

Rhenald juga tahu Dahlan hadir di PWU karena permintaan Gubernur Jatim (saat itu) Imam Utomo.

Ketika itu Jatim tengah punya masalah dengan perusahaan-perusahaan daerahnya.

Dahlan bersedia meluangkan waktu untuk membangun perusahaan daerah Jatim dengan beberapa syarat.

Tapi, ketika sekarang justru dipersoalkan, dikhawatirkan banyak orang yang takut melakukan terobosan.

Simpati untuk Dahlan juga ditunjukkan adik terpidana mati bom Bali Amrozi, Ali Fauzi.

Melalui akun Facebook-nya, Ali menyatakan siap menggantikan Dahlan di tahanan.. Dia mengaku tak tega dengan kondisi mantan menteri BUMN tersebut.

”Andai saja bisa, aku sanggup menggantikan posisinya. Dia lebih berguna di luar daripada saya. Saya sudah terbiasa hidup di sel penjara.” Begitu status yang ditulis Ali di akun Facebook-nya.

Dikonfirmasi terkait status itu, Ali Fauzi mengatakan, status tersebut bukan lip service.

Jika diperbolehkan, dia sungguh-sungguh bersedia menggantikan posisi Dahlan.

”Saya serius. Ini menyangkut hati nurani,” tegas alumnus kamp Mindanao itu.

Mantan kombatan tersebut mengaku kaget ketika mendengar berita penahanan Dahlan.

Dia tak bisa membayangkan penderita transplantasi hati seperti Dahlan harus hidup di balik jeruji besi. Bagi Ali, orang seperti Dahlan tidak layak untuk ditahan.

Ali tahu betul bagaimana rasanya hidup di tahanan. Mantan anggota Jamaah Islamiyah itu memang pernah beberapa kali menjalani penahanan.

Pada 1992 Ali mendekam di penjara Malaysia sembilan bulan. Begitu pula halnya di Filipina.

”Saya siap dijemput jaksa selama 24 jam untuk menggantikan Pak Dahlan di penjara,” tandasnya.

”Jika tak bisa menggantikan, saya jadi penjamin penangguhan penahanan Pak Dahlan juga siap,” sambung magister studi Islam itu.

Ungkapan keprihatinan juga disampaikan pelawak Djadi Galajapo. Menurut dia, mengkriminalisasi Dahlan sama dengan menyakiti masyarakat Jatim.

Karena itu, sudah kewajiban seluruh elemen masyarakat di Jatim bangkit menyampaikan rasa simpati terhadap Dahlan.

”Termasuk saya, seniman yang tumbuh dan besar di Jawa Timur,” ujarnya.

Djadi yakin Dahlan tidak takut dengan penjara. Sebab, kehidupan yang serba terbatas pernah dialami Dahlan sewaktu masih kecil.

Dahlan juga pernah bilang sudah biasa hidup sengsara, kerja keras, dan tidak punya apa-apa.

Karena itu, Djadi yakin hidup di penjara tidak akan mematahkan semangat mantan direktur utama PLN tersebut.

Hanya, kesehatan Dahlan sangat mengkhawatirkan. Dia tidak bisa hidup di sembarang tempat. Selain itu, Dahlan harus rutin minum obat.

Djadi khawatir keterbatasan di dalam penjara tersebut mengganggu kesehatan Dahlan.

”Kejati harus mempertimbangkan aspek manusiawi dalam memperlakukan seseorang,” tegasnya.  

Djadi juga berharap kejadian yang menimpa Dahlan menjadi titik awal perbaikan sistem hukum di Indonesia.

Penangkapan orang yang tulus mengabdi untuk negara mendapat banyak kecaman.

Karena itu, pemerintah harus melakukan introspeksi atas kebijakan yang mereka buat.

”Saya yakin Dahlan Iskan bisa menjadi tokoh perubahan di masa mendatang,” tegas dia. (gun/riq/c9/nw)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Buruh Minta Seluruh Gubernur Tiru Aceh, UMP Naik 20 Persen


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler