Mantan KSAD Ingatkan Negeri Tetangga Tak Hina Indonesia

Selasa, 11 Februari 2014 – 21:22 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal (purn) Pramono Edhie Wibowo mengingatkan tentang rentetan aksi oleh negara tetangga terhadap keberadaan Indonesia. Menurutnya, jangan sampai Indonesia terus-menerus dilecehkan karena persoalan yang tak kunjung tuntas.

Hal itu disampaikan Pramono guna menyikapi rangkaian aksi negara tetangga yang menghina kedaulatan Indonesia. Misalnya keberatan Singapura atas penggunaan nama Usman-Harun untuk kapal TNI AL (KRI), pembakaran kapal nelayan Merauke oleh aparat Papua Nugini, serta pengusiran imigran gelap asal Timur Tengah oleh Australia ke perairan Indonesia.

BACA JUGA: Sebut Usman-Harun Pengecut, Singapura Harus Minta Maaf

Menurut Pramono, demi kepentingan nasional maka Indonesia harus mampu menjaga kedaulatan dan kewibawaan di mata negara tetangga. “Untuk dapat melindungi keutuhan wilayah dan keamanan warga negaranya, Indonesia harus tetap berdaulat, berwibawa dan dihormati, tanpa harus jadi menakut-nakuti negara tetangga,” jelas Edhie dalam keterangan persnya di Jakarta, Selasa (11/2).

Pensiunan TNI yang kini ikut bersaing dalam konvensi calon presiden di Partai Demokrat itu menambahkan, tak semestinya Indonesia dianggap lembek dan kompromis ketika ada persoalan dengan negara tetangga. “Indonesia adalah bangsa dan negara yang besar, jangan sampai kita dipermalukan bangsa lain karena kurang tegas menyelesaikan konflik,” tandas pria yang lebih akrab disapa Mas Edhie itu.

BACA JUGA: KPK tak Boleh Tebang Pilih Usut Kasus SKK Migas

Putra tokoh Kopassus, Sarwo Edhie Wibowo itu juga mengingatkan bahwa berdasarkan pengalamannya di militer selama 33 tahun, potensi konflik justru kerap muncul dengan negara tetangga. Karenanya, Pramono mengingatkan negara tetangga tidak memancing kemarahan Indonesia.

“Saya minta agar negara tetangga tetap berlaku baik dan menghormati kedaulatan dan hak masing-masing negara serta menghindari tindakan-tindakan provokasi yang berpotensi menimbulkan ketegangan dan konflik berkelanjutan,” katanya seraya berharap agar persolan antarnegara dituntaskan dengan dialog untuk mencari solusi yang saling menguntungkan.(ara/jpnn)

BACA JUGA: Soal Rekaman Sadapan, Keterangan Deviardi dan Artha Meris Berlawanan

BACA ARTIKEL LAINNYA... Honorer K2 Jabar yang Lulus 16.262 Orang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler